Berbeda dengan Jasa Marga, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan masa Natal dan Tahun Baru pada 22 Desember 2022 sampai 8 Januari 2023. Pada periode tersebut, KAI mengoperasikan total 29.759 KA atau rata-rata 1.653 KA per hari, meningkat 5,6 persen dibanding periode 2021/2022 dengan perjalanan sebanyak 28.173 KA atau 1.565 KA per hari.
"Kapasitas angkut pada Nataru tahun ini yaitu 5.562.836 pelanggan atau rata-rata 309.046 pelanggan per hari. KAI menargetkan sebanyak 4 juta pelanggan di Nataru tahun ini, meningkat 102 persen dibandingkan Nataru tahun lalu yaitu 1,9 juta pelanggan," ujar Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa.
Haris menyampaikan KAI menaruh perhatian lebih terhadap tiga aspek, yakni keselamatan, keamanan, dan pelayanan. Haris mengatakan sejumlah strategi yang dilakukan KAI dalam menghadapi lonjakan penumpang pada momen Nataru, antara lain pelaksanaan kegiatan ramp check atau proses pemeriksaan, diikuti oleh DJKA dan KAI sejak bulan lalu; pelaksanaan kegiatan inspeksi bersama untuk memastikan setiap track bisa berfungsi dengan baik; posko terpadu angkutan Nataru; penambahan perjalanan kereta api sebanyak 50 perjalanan dibandingkan dengan reguler; antisipasi gangguan sarana; antisipasi gangguan prasarana perkeretaapian; peningkatan keamanan dan ketertiban dalam perjalanan kereta api, stasiun, dan jalur kereta api; dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) KAI.
“Dibandingkan dengan 2021 ada peningkatan 23 persen untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, kemudian kereta api bandara relatif tidak ada perubahan, untuk kereta commuter sekitar 8 persen sehingga total kereta api hariannya itu rata-rata per hari kita akan menjalankan kereta sebanyak 1.653 kereta api per hari. Total selama liburan Nataru ini sebesar 29.759 perjalanan kereta api," kata Haris.
Di sisi transportasi laut, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PT PELNI siap melayani angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 terhitung sejak 11 Desember 2022 kemarin. Selama periode peak season Nataru ini, PELNI menyiapkan 26 kapal penumpang dan 43 kapal perintis, dengan total 49.153 seat hingga 8 Januari 2023.
Direktur Utama PT PELNI Tri Andayani menjelaskan manajemen telah melakukan sejumlah persiapan mulai dari kesiapan armada kapal hingga urusan keselamatan yang menjadi prioritas utama. Selain perawatan seluruh armada, manajemen PELNI juga melakukan sejumlah langkah strategis untuk kelancaran pelayanan Nataru antara lain pemeriksaan ramp check, memastikan ketersediaan BBM untuk seluruh kapal, serta penyesuaian rute dan jadwal kapal.
“Jadi seluruh docking kapal kami sudah selesai sebelum memasuki masa peak season dan seluruh kapal layak laut dan layak operasi, dan itu tentu ada assessment dari Kementerian Perhubungan. Untuk pembelian tiket sendiri mulai h-15 sebelum masa peak season dapat dilakukan melalui website atau agent, channel online, kontak center, dan mini market,” ujar Anda.
Anda mengatakan seluruh kapal PELNI telah dilengkapi dengan alat-alat keselamatan. Khusus untuk 26 kapal penumpang, total alat keselamatan yang tersedia antara lain 228 sekoci, 1.438 life raft, 71.098 life jacket, dan 443 life buoy.
Asisten Deputi Bidang Jasa Pariwisata dan Pendukung Kementerian BUMN Endra Gunawan mengatakan pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak karena Covid-19.
"Terkait dengan kondisi yang sudah dialami dua tahun berturut-turut saat ini, salah satu upaya pemerintah adalah membentuk holding pariwisata dan pendukung yang hasilnya adalah InJourney. Anggotanya ada AP 1, AP 2, Hotel Indonesia Natour, Sarinah, dan TWC,” ujar Endra.
Endra berharap momen Nataru dapat membangkitkan kembali semangat berwisata di Indonesia, yang nantinya berdampak pada peningkatan bisnis BUMN Pariwisata dan bergulirnya ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
Untuk menggaungkan semangat berwisata di Indonesia, Presiden Joko Widodo bahkan telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk mengajak masyarakat berwisata di dalam negeri saja. Hal ini berkaitan dengan kampanye Bangga Berwisata di Indonesia.
Direktur SDM dan Digital InJourney, Herdy Harman mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang termasuk yang jarang piknik. Mengutip data United Nation World Tourism Organisation 2019, ucap Herdy, rata-rata setahun penduduk Indonesia cuma 2,6 kali bepergian, jauh jika dibandingkan dengan masyarakat dunia lainnya.
"Jadi pantas ini didorong untuk mempromosikan bangga berwisata di Indonesia," kata Herdy.