Erick menggarisbawahi Digital Ekonomi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang dapat memberikan peluang sekaligus ancaman jika Indonesia gagal memonetisasinya. Ekonomi Digital Indonesia memiliki potensi berkembang hingga Rp 4.531 triliun pada 2030 (dari PDB yang mencapai Rp 24 ribu triliun). Itu artinya jauh lebih cepat dari APBN.
Dengan potensi sebesar itu, Erick mewanti - wanti, SDM Indonesia harus sudah siap sebagai pelaku utama di industri ekonomi digital Indonesia. Ancaman sudah terlihat antara lain karena SDM asing akan membanjiri Indonesia jika di dalam negeri kekuatan SDM yang menguasai ekonomi digital masih rendah.
"Dulu waktu Covid-19, kita WFH (Work From Home). Ke depan nanti bisa jadi WF Anywhere, kerja di mana saja, sehingga orang dari negara lain bisa kerja di Indonesia. Kalau kita tidak siap mengubah mental kita, akan menjadi penonton. Padahal ada 17 juta lapangan kerja baru yang berpotensi di dunia digital itu," sambung Erick.
Kepada para mahasiswa UI, Erick menunjukkan pekerjaan yang akan hilang di masa depan antara lain Food Preparation Services, Office and Administrative Support, Transportation Service, Non – Automated Manufacturer Production, Construction and Extraction, dan Traditional Farming, Fishing, and Forestry.
"Makanya tadi saya tanya ke Pak Rektor, bisa nggak Universitas Indonesia, menjadi universitas pertama, yang punya roadmap baru yang memastikan bukan kelulusannya, tetapi dapat kerja atau tidak. Karena banyak perubahan dan pekerjaan yang hilang," lanjut Erick.
Sementara itu, Erick juga menjelaskan, ada juga pekerjaan yang tumbuh, seperti Data Scientist & Analyst, Artificial Inteligent Expert, Software Game Developer, Analis Big Data, Block chain Developer, Market Research, Digital Marketing, Biotechnology, digital Content (Youtube and TikTok).
"Kebiasaan kita dicatat oleh Big Data, dibaca oleh Data Scientist. Di Indonesia yang baca sedikit, kalau ada pun ke Singapura. Lalu muncul Blockchain, ini adalah sistem tertentu yang tertutup, tetapi datanya transparan. Inilah hal - hal yang baru, yang suka atau tidak suka akan kesana," katanya.
Ke depan, Erick menyebutkan bahwa terdapat beberapa industri yang tetap terus berkembang, yaitu Kesehatan, Makanan dan Minuman, Digital, Finansial, dan Logistik. Yang saya khawatirkan, sebelum kita tumbuh maksimal, kita belum siap," ungkapnya.
Erick menekankan, keempat kekuatan ekonomi Indonesia itu tidak akan berarti jika SDM Indonesia tidak siap. SDM yang diperlukan adalah yang mampu meningkatkan nilai ke-4 kekuatan ekonomi diatas.
"Ini yang harus kita pikirkan mengapa membangun manusia Indonesia adalah hal yang utama, sebelum pertumbuhan ekonomi kita melambat, sebelum piramidanya terbalik, sebelum kelas menengahnya tidak tumbuh lagi," kata Erick.