EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan, Indonesia harus optimistis menatap ekonomi pada tahun baru. Apalagi, dibandingkan berbagai negara lain, pertumbuhan ekonomi nasional masih di atas rata-rata.
Ia menjelaskan, selain bertumpu pada komoditas ekspor di beberapa sektor yang tidak terpengaruh, kekuatan ekonomi domestik turut menjadi taruhan pada tahun depan. “Tahun baru tinggal hitungan hari, sebaiknya kita fokus untuk memperkuat kekuatan ekonomi dalam negeri. Kita akan tetap bertumbuh, dan ini menjadi landasan yang baik untuk memperkuat sektor-sektor yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan,” ujar Arsjad dalam keterangan resmi, Rabu (28/12/2022).
Bank Indonesia, lanjutnya, telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,9 persen. Proyeksi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh sejumlah lembaga rating internasional.
Pemicunya tak lain karena kondisi ekonomi global tahun depan yang melambat. Maka ia menegaskan, Kadin akan melanjutkan inisiatif strategis dalam memperkuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Hal itu, kata dia, karena UMKM akan memainkan peranan penting pada perekonomian tahun depan. Alasannya karena kelesuan ekonomi global, rata-rata pelaku ekonomi menengah atas akan sangat terpengaruh.
Hanya saja menurutnya, UMKM memiliki daya tahan yang dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun depan. “Kami akan fokus pada penguatan UMKM dengan melanjutkan inisiatif yang sudah Kadin hadirkan, di antaranya terkait Kemitraan inclusive closed-loop, Wiki Wirausaha, Kadin Hub, dan sejumlah inisiatif lainnya,” ujar Arsjad.
Ia menilai, pemerintah memang tidak tinggal diam. Tahun depan, pemerintah bakal mengucurkan bantuan senilai Rp 45,8 triliun pada tahun depan untuk mendukung UMKM menghadapi berbagai gejolak di tahun depan.
Bantuan tersebut bagi pembangunan 8 sentra IKM dan 13 Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM. Termasuk untuk revitalisasi 60 sentra IKM, serta penyaluran dana Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sentra IKM (PK2SIKM) di 68 daerah dan dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (PK2UMK) bagi 46,9 ribu peserta.
Pemerintah juga telah menyalurkan total Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 1300 triliun kepada UMKM. Tahun baru nanti, akan ada tambahan kucuran dana lagi sebesar Rp 460 triliun.
Arsjad menambahkan, dengan berbagai bantuan yang akan diterima UMKM, KADIN akan mengisi kekosongan lewat pendampingan agar bantuan dan kemudahan yang diterima UMKM tidak menjadi mubazir. Hal ini dilakukan melalui pendampingan melekat, yang mendorong kolaborasi multipihak dalam membantu pelaku UMKM bertumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Ia menyebutkan, UMKM menjadi pilar terpenting dalam struktur perekonomian Indonesia. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.
UMKM juga mampu menyerap dan memberikan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja yang ada atau sekitar 117 juta pekerja yang mayoritas merupakan kaum perempuan, mencapai 64,5 persen. Baginya, itu memperlihatkan UMKM ini sangat penting dalam menopang ekonomi rumah tangga mayoritas rakyat Indonesia.
Terlebih, banyak masyarakat yang bepergian pada momen tahun baru ini. Hal tersebut merupakan sebuah peluang bagi UMKM untuk memperluas dalam memasarkan produknya serta menggairahkan bisnisnya.
Dengan asumsi jumlah masyarakat yang bepergian sekitar 44,7 juta atau setara 11.925.000 keluarga. Arsjad mengatakan jika perputaran uang selama libur tahun baru 2023 dapat mencapai Rp 23,85 triliun.