EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog untuk lebih gencar melakukan operasi pasar beras di awal tahun ini hingga menjelang musim panen raya pada Maret mendatang. Pasalnya, rata-rata harga beras di tingkat konsumen tak kunjung turun sejak akhir tahun lalu.
“Penyaluran CBP (cadangan beras pemerintah) sampai panen raya akan terus ditingkatkan, caranya jangan nyipratin tapi diguyur," kata Arief melalui keterangan tertulisnya usai mengecek Gudang Bulog Jakarta-Banten, akhir pekan ini.
Arief menjelaskan, hingga Kamis (12/1/2023), total stok beras Bulog sebanyak 341 ribu ton. Itu terdiri dari 333 ribu ton stok CBP dan 7,1 ribu ton beras komersial.
Sekitar 98 ribu ton dari stok CBP merupakan beras impor yang didatangkan sejak Desember lalu sementara sisanya hasil penyerapan produksi lokal. Khusus ketersediaan beras di Gudang Bulog Jakarta-Banten terdapat pasokan sebanyak 40 ribu ton dan telah dikeluarkan sekitar 5 ribu ton sejak awal tahun.
"Jadi ada sekitar 35 ribu ton untuk stabilisasi di Jabodetabek. Sasaran di Cipinang karena stoknya 24 ribu ton. Angkanya akan jadikan sekitar 30 ribu ton keatas. Jadi Cipinang siap-siap diisi,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Pangan juga telah menetapkan harga beras operasi pasar di atur per kilogram sebesar Rp 8.300, Rp 8.600, dan Rp 8.900 per kg sesuai pembagian zonasi. Ia meminta agar Satgas Pangan turut mengawasi proses operasi pasar tersebut.
Mengutip data terakhir Badan Pangan, hingga 11 Januari 2023, penyaluran beras dalam Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau yang biasa disebut operasi pasar telah mencapai 26 ribu ton secara nasional. Operasi pasar bakal terus ditingkatkan secara merata di selurh Indonesia hingga panen raya.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena hingga panen raya, pemerintah menjamin menjaga terus harga beras agar tidak melambung tinggi.
"Kita sudah minta Bulog untuk tidak segan mengguyur pasar, karena di awal tahun sampai panen raya nanti memang waktunya untuk melepas,” ujarnya.
Arief menuturkan, sebaliknya saat panen raya tiba waktunya Bulog melakukan penyerapan maksimal untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.
“Karena saat momentum panen raya beras melimpah, apabila Bulog tidak melakukan penyerapan maksimal dikhawatirkan harga beras di petani jatuh, Ini yang jangan sampai terjadi,” tutur Arief.
Sementara itu, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, akan memaksimalkan penyerapan di tahun ini, saat panen raya penyerapan akan dimaksimalkan di bulan Maret, April, dan Mei.
“Kita akan maksimalkan penyerapan di bulan Maret, April, dan Mei, tapi bukan berarti di bulan lain tidak menyerap, saat panen gadu juga Bulog akan tetap melakukan penyerapan, namun 70 persen dilakukan di Maret, April, dan Mei,” jelasnya.