Untuk model bisnis, bank digital bisa menyasar sebagian besar penduduk Indonesia yang berpenghasilan ekonomi menengah dan bawah di mana kebanyakan mereka belum memiliki rekening di bank, atau tidak mempunyai akses apapun terhadap kredit dari bank meski sudah memiliki rekening di bank, sehingga bank digital bisa menyediakan akses keuangan seluas-luasnya bagi mereka.
Untuk melayani segmen tersebut, bank digital perlu membangun model dan proses bisnis yang benar-benar berbeda dengan praktik perbankan selama ini.
Selain itu, beberapa bank digital dengan kapasitas big data dan manajemen risiko baik kemungkinan melakukan direct lending ke masyarakat. QRIS menjadi alternatif pembayaran yang akan semakin dipakai masyarakat terutama di outlet ritel.
Bagi bank digital, teknologi merupakan suatu pengungkit utama untuk membantu setiap proses bisnis, layanan maupun keamanan dari suatu proses bisnis sehingga bank digital butuh aset besar untuk investasi di bidang teknologi dan sumber daya manusia.
"Kami memperkirakan pada 2023 banyak sekali muncul bank digital baru yang merupakan hasil transformasi dari bank nondigital," ujarnya.