EKBIS.CO, JAKARTA -- PT PP Presisi Tbk (PPRE) beserta entitas anak perusahaannya PT Lancarjaya Mandiri Abadi (PT LMA) meraih kontrak baru mencapai Rp 5,24 triliun sepanjang 2022.
Adapun PPRE mendominasi dengan berkontribusi sebesar Rp 3,66 triliun atau 70 persen dari total nilai kontrak baru tersebut. Sementara 30 persen sisanya oleh PT LMA, sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Perolehan kontrak senilai Rp 5,24 triliun selama satu tahun itu sudah mendekati target kami yang dituangkan pada RKAP 2022. "Pada 2023 ini kami yakin PT PP Presisi dapat menggaet lebih banyak lagi proyek-proyek pertambangan maupun sipil untuk mewujudkan mimpi Indonesia dengan infrastruktur yang lengkap" ujar Direktur Utama PT PP Presisi Rully Noviandar.
Dari lima lini bisnis perseroan, sektor jasa pertambangan menyumbang 55 persen atau sebesar Rp 2,90 triliun dari total perolehan nilai kontrak baru. Nilai tersebut diperoleh dari lini bisnis mining service yang mencakup addendum pekerjaan hauling PT Weda Bay Nickel dan pembangunan infrastruktur pertambangan PT Hengjaya Mineralindo.
Kemudian lini bisnis civil work memberikan sumbangan sebesar 40,7 persen atau sejumlah Rp 2,13 triliun dari total perolehan nilai kontrak baru. Selanjutnya lini bisnis pekerjaan struktur yaitu bekisting dan bangunan gedung lainnya menyumbang sebesar 2,5 persen dari total perolehan nilai kontrak baru. Sisanya, disumbangkan dari bisnis persewaan alat berat serta produksi beton jadi atau readymix.
Total penambahan kontrak baru ini mayoritas berasal dari pemberi kerja eksternal atau di luar dari PP Group, dengan nilai total pemasaran sebesar Rp 4,48 triliun atau sebesar 92,5 persen berasal dari luar PP Group. "Semakin membesarnya porsi perolehan kontrak baru kami di luar group, tentunya menjadikan kebanggaan dan keyakinan kami bahwa PP Presisi telah semakin berkembang di pasar konstruksi maupun jasa pertambangan," ujar Direktur Operasi PPRE Darwis Hamzah.
Sebagai informasi PT PP Presisi telah menerbitkan obligasi tahap satu senilai Rp 201 miliar yang digunakan untuk membiayai kredit investasi serta kredit modal kerja perseroan tahun pada 2022 lalu.