Jumat 24 Feb 2023 07:18 WIB

FAA: Boeing Hentikan Sementara Pengiriman Jet 787 Dreamliner

Boeing tengah menganalisis tambahan pada komponen badan pesawat.

Red: Friska Yolandha
Boeing 787 Dreamliner setelah mendarat di bandara Le Bourget, sebelah timur Paris, pada presentasi untuk pertama kalinya di Paris Air Show ke-49 di bandara, 21 Juni 2011.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Boeing 787 Dreamliner setelah mendarat di bandara Le Bourget, sebelah timur Paris, pada presentasi untuk pertama kalinya di Paris Air Show ke-49 di bandara, 21 Juni 2011.

EKBIS.CO,  WASHINGTON -- Produsen pesawat terbang Amerika Serikat, Boeing Co, untuk sementara menghentikan pengiriman jet 787 Dreamliner. Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan pembuat pesawat itu tengah melakukan analisis tambahan pada komponen badan pesawat.

Pengiriman tidak akan dilanjutkan sampai FAA yakin bahwa masalah tersebut telah diatasi, kata lembaga tersebut. 

Baca Juga

"FAA bekerja sama dengan Boeing untuk menentukan tindakan apa pun yang mungkin diperlukan untuk pesawat yang baru dikirim," kata agensi tersebut.

Boeing mengatakan dalam tinjauan catatan sertifikasinya menemukan kesalahan analisis oleh pemasok terkait dengan sekat tekanan depan 787. "Kami memberi tahu FAA dan telah menghentikan pengiriman 787 sementara kami menyelesaikan analisis dan dokumentasi yang diperlukan," tulis pernyataan Boeing.

Boeing mengatakan telah menemukan kesalahan dalam seminggu terakhir. "Tidak ada masalah keselamatan atau penerbangan langsung untuk armada yang beroperasi," kata perusahaan itu.

"Sementara pengiriman jangka pendek akan terpengaruh, saat ini kami tidak mengantisipasi perubahan prospek produksi dan pengiriman kami untuk tahun ini."

The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan bahwa Boeing belum menyerahkan Dreamliner sejak 26 Januari dari jalur produksi atau dari lusinan yang disimpan menunggu pengiriman karena masalah dokumentasi. 

Saham Boeing turun 2,6 persen dalam perdagangan yang diperpanjang menyusul pengungkapan tersebut, setelah ditutup naik sekitar 1,0 persen.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement