Reaksi euro terhadap keputusan tersebut cukup diredam, meskipun menguat di perdagangan Asia pada Jumat, naik 0,33 persen menjadi 1,0647 dolar.
"Sektor perbankan zona euro tetap dalam kondisi yang cukup solid," kata ekonom internasional Wells Fargo, Nick Bennenbroek.
"Jika ketegangan pasar mereda dan volatilitas surut dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, inflasi yang terus-menerus dalam pandangan kami seharusnya cukup untuk menimbulkan pengetatan (ECB) lebih lanjut."
Di tempat lain, sterling naik 0,4 persen menjadi 1,2159 dolar, sedangkan franc Swiss naik 0,35 persen. Di awal pekan franc Swiss telah jatuh paling dalam terhadap dolar dalam sehari sejak 2015.
Yen Jepang tetap tinggi, karena para pedagang masih mencari aset-aset pengaman, masih khawatir bahwa tekanan baru-baru ini yang terjadi di seluruh bank di AS dan Eropa bisa jadi hanya tahap awal dari krisis sistemik yang meluas.
Yen terakhir 0,56 persen lebih tinggi pada 133,01 per dolar, di jalur untuk naik lebih dari 1,0 persen minggu ini.
Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan sekarang bergerak ke tengah panggung. Beberapa investor berharap Fed dapat memperlambat kampanye kenaikan suku bunga yang agresif dalam upaya untuk mengurangi tekanan pada sektor keuangan.
"Gejolak di sektor perbankan memperumit prospek kebijakan Fed, tetapi dampaknya mungkin lebih bernuansa daripada pembalikan arah Fed," kata Philip Marey, ahli strategi senior AS di Rabobank.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,31 persen menjadi 104,07.