EKBIS.CO, NEW YORK -- Saham First Republic Bank anjlok 14 persen pada sesi perpanjangan perdagangan Selasa (21/3/2023) setelah sempat menguat hingga 30 persen. Penurunan terjadi setelah adanya laporan mengenai kesepakatan potensial bahwa pemerintah akan membantu bank bermasalah mendapatkan pembeli.
Dilansir Reuters, pemerintah dapat berperan dalam mengambil aset yang telah mengikis neraca First Republic. Selain itu, menurut seorang sumber, First Republic telah menunjuk bank investasi Lazard untuk membantu mengeksplorasi opsi strategis.
Dennis Dick, seorang trader asal Kanada mengatakan potensi dukungan pemerintah dalam kesepakatan untuk menyelamatkan First National dapat melibatkan persyaratan dengan mengorbankan pemegang saham bank. "Pelaku pasar khawatir jika pemerintah turun tangan, tidak akan ada yang tersisa bagi pemegang saham," kata Dick dilansir Reuters, Rabu (22/3/2023).
Menurut seorang sumber, First Republic Bank sedang mencari cara untuk berhemat jika upayanya untuk meningkatkan modal baru gagal. First Republic sedang mengkaji opsi penjualan sebagian bisnisnya dalam upaya untuk mengumpulkan uang tunai dan memangkas biaya.
Penjualan pinjaman kepada pihak lain, termasuk perusahaan ekuitas swasta, adalah salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan, kata dua sumber. Sementara penjualan seluruh bank tetap memungkinkan, First Republic saat ini fokus pada peningkatan modal, kata sumber ketiga.
Skenario sedang dibahas ketika kepala eksekutif bank besar berkumpul di Washington untuk pertemuan dua hari yang dijadwalkan mulai Selasa, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Saham First Republic telah melonjak hingga 60 persen pada Selasa kemarin sebelum ditutup naik 30 persen. Meskipun demikian saham First Republic telah kehilangan nilai lebih dari 80 persen dalam dua minggu terakhir. Nilai pasarnya mencapai 3 miliar dolar AS, turun dari 27 miliar dolar AS pada awal Februari.