Selasa 28 Mar 2023 18:00 WIB

Konsumen Niaga Daring Mulai Bergeser ke Tiktok Shop

Jakpat menerbitkan laporan rutin bertajuk Indonesia E-Commerce Trends.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo aplikasi TikTok. akpat menerbitkan laporan rutin bertajuk Indonesia E-Commerce Trends. Hasil survei dengan hampir 3.000 responden itu membahas kebiasaan dan pengalaman mereka berbelanja melalui platform e-commerce selama semester II tahun lalu.
Foto: EPA-EFE/Bo Amstrup
Logo aplikasi TikTok. akpat menerbitkan laporan rutin bertajuk Indonesia E-Commerce Trends. Hasil survei dengan hampir 3.000 responden itu membahas kebiasaan dan pengalaman mereka berbelanja melalui platform e-commerce selama semester II tahun lalu.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Jakpat menerbitkan laporan rutin bertajuk Indonesia E-Commerce Trends. Hasil survei dengan hampir 3.000 responden itu membahas kebiasaan dan pengalaman mereka berbelanja melalui platform e-commerce selama semester II tahun lalu.

Laporan kali ini menampilkan pengalaman para pengguna dalam berbelanja di platform marketplace besar seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lainnya. Laporan tersebut juga menyoroti penetrasi Tiktok Shop ke dunia e-commerce di Indonesia.

Baca Juga

Laporan Jakpat menunjukkan, jumlah orang yang berbelanja di Tiktok Shop pada semester II 2022 sudah melebihi jumlah pembeli online di beberapa platform e-commerce yang sudah lebih dulu ada, seperti JD.ID atau Blibli. Berkenaan dengan JD.ID yang menutup layanan pada awal 2023, laporan Jakpat menunjukkan ini tidak berpengaruh besar ke para pengguna e-commerce.

Alasannya, 100 persen pengguna JD.JD selama semester II 2022 menggunakan lebih dari satu e-commerce. Para pengguna JD.ID cenderung memilih berpindah ke Tokopedia ketika platform tersebut tutup.

Dibandingkan 2021, pada akhir 2022 para pengguna menunjukkan antusiasme lebih terhadap program promosi seperti gratis ongkir (free shipping), diskon, cashback, dan flash sale. Cashback menarik perhatian tujuh dari 10 orang pengguna dan termasuk pada top three promosi teratas yang digemari.

Dijelaskan, kemungkinan itu berkaitan dengan penggunaan e-wallet, digital wallet, atau dompet digital sebagai salah satu metode pembayaran yang paling banyak dipilih oleh pengguna. Pemakaian dompet digital lebih memudahkan pengguna mendapatkan cashback, mengingat sebagian besar promo cashback bisa didapatkan jika menggunakan dompet digital. 

Penggunaan dompet digital juga populer di semua kalangan, baik wanita, pria, maupun Gen Z, Millennial, dan Gen X. Lain halnya dengan kartu kredit. Penggunaan kartu kredit masih belum cukup populer di kalangan Gen Z.

 

“Menarik jika kita melihat penggunaan kartu kredit di kalangan Gen Z yang ternyata belum sebanyak generasi di atasnya. Ini sejalan dengan survei-survei yang pernah dilakukan oleh Jakpat berkenaan dengan keuangan dan financial technology," ujar Head of Research Jakpat Aska Primardi dalam keterangan resmi, Selasa (28/3/2023).

Ia menyebutkan, ada beberapa alasan Gen Z tidak tertarik menggunakan kartu kredit. Di antaranya karena persyaratan dan proses pendaftaran kartu kredit yang tidak mudah dan cukup rumit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement