Ciri lainnya, lanjut Rhenald Kasali, mereka mengaku modal berasal dari warisan atau dari kepintaran bisnis yang sulit dipahami seperti trading, kripto atau NFT. Mereka, kata dia, juga biasanya berani memilih bisnis di sektor yang sudah redup agar mereka bisa jadi bersinar untuk menarik perhatian.
"Kemudian ciri selanjutnya yaitu ada sosok tersembunyi di belakang mereka yang kita susah juga liat siapa yang di belakang mereka. Akhirnya kita bisa tahu dari pegawai di sana," kata dia.
Ciri lain yaitu bisnisnya tumbuh besar, namun orang tersebut tidak punya keahlian bisnis. Sebab ada orang lain yang jauh lebih pandai dari mereka. Menurut Rhenald, ciri orang yang terindikasi pencucian uang adalah mereka yang dikelilingi oleh media komunikasi dan berani investasi di kanal-kanal media.
"Mereka juga terlihat generous, cash rich, senang bagi-bagi uang dan tiba-tiba bermasalah, seperti mereka itu kerap dikelilingi orang-orang bermasalah, ya ada saja permasalahannya," kata dia.
"Orang bermasalah ini biasanya orang titipan atau anak dari orang tua yang punya modal dan menaruh uangnya pada sang artis. Orang tua yang punya banyak duit itu cenderung tidak memberikan perhatian atau values kepada anak-anaknya. Akhirnya uang itu hanya tumpah menjadi persoalan," kata Rhenald Kasali.
Dia akhir pemaparannya, Rhenald Kasali mengutip kalimat penulis Spanyol Carlos Ruiz Zafon yang bertanya: "Apakah Anda pikir itu uang kotor? Semua uang itu kotor, jika bersih, tidak ada yang menginginkannya."
"Barangkali seperti ini pemikiran orang-orang yang menggunakan uang yang harus dicuci dari hasil kejahatan" katanya.