EKBIS.CO, JAKARTA -- Peningkatan tingkat ketersediaan hunian kamar hotel atau okupansi lazim terjadi pada hari kedua Lebaran. Hal itu mencermati karakter para pelaku perjalanan mudik yang terbiasa melakukan silaturahmi pada hari pertama dan berwisata pada hari berikutnya.
"Lazimnya memang seperti itu karena karakter traveler mulai melakukan perjalanan wisata pada hari kedua Lebaran bersama keluarga setelah sebelumnya bersilaturahmi pada hari pertama," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran dilansir Antara, Rabu (5/4/2023).
Menurut Maulana, sepanjang Ramadhan okupansi hotel masuk pada musim sepi secara tahunan. Karena memang umumnya, masyarakat mengurangi kegiatan sehingga berbeda dengan aktivitas di luar Ramadhan.
"Apalagi, mayoritas perhotelan mengandalkan atau memiliki ketergantungan dari kegiatan domestik seperti rapat, pertemuan, konferensi, dan seterusnya. Sedangkan dari sisi leisure atau perjalanan, orang-orang juga membatasi kegiatan pada Ramadhan bila memang tidak terlalu penting," kata dia.
Biasanya, peningkatan ketersediaan hunian kamar mulai terjadi sepekan sebelum libur Lebaran. Sebab banyak pelaku perjalanan yang sudah merencanakan destinasi favorit yang akan mereka kunjungi selama musim libur.
"Lalu berapa hari peningkatan okupansi? Hal ini juga bergantung pada berapa lama Cuti Bersama yang ditetapkan setiap tahun," kata Maulana.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama 3 Menteri telah menetapkan hari libur dan Cuti Bersama selama lima hari yaitu pada 19, 20, 21, 24, dan 25 April 2023.
Mencermati pola libur tersebut, Maulana menilai, akan ada potensi kecenderungan para pelaku perjalanan memperpanjang masa liburan mereka tahun ini. Menariknya tahun ini Cuti Bersama ditambah dua hari menjelang Lebaran.
"Kalau di hotel tentu itu tidak akan terlalu berdampak karena pada umumnya okupansi mengalami peningkatan pada hari kedua Lebaran. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan banyak orang yang memperpanjang cuti mereka karena tanggal 1 Mei juga libur," kata dia menjelaskan.
Maulana mengatakan, PHRI menargetkan terjadinya peningkatan jumlah pergerakan pemudik melalui perjalanan jalur darat yang akan secara otomatis mencerminkan okupansi tahun ini. "Harapan kami akan ada pergerakan cukup tinggi pada satu minggu sebelum Lebaran. Tentu kami berharap peningkatan okupansi benar-benar terjadi dalam waktu yang cukup panjang, yaitu lebih dari lima hari," kata dia.