EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Schneider Electric Indonesia, anak perusahaan dari Schneider Electric, pemimpin global dalam transformasi digital manajemen energi dan otomasi, menjadi bagian penting dari kegiatan ASEAN Youth Dialogue 2023. Hal ini memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman terbaiknya dalam konteks digital platforms for green economy/platform digital ekonomi hijau.
Dalam perspektif Schneider Electric Indonesia, digitalisasi pada dasarnya merupakan kendaraan untuk mencapai sustainability/keberlanjutan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa produk dan layanan yang dihasilkan harus melalui proses ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi karbon dan memberikan kontribusi atas terciptanya ekonomi hijau.
Sementara itu, keberlanjutan merupakan hal yang sangat penting dan menjadi ‘mata uang’ baru dalam menjalin kerjasama bisnis lintas sektor. Karena mengacu pada efek atau dampak yang dimiliki perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, atau ekonomi.
Hal ini juga terkait dengan kemampuan untuk mempertahankan atau mendukung proses secara terus-menerus tanpa menghabiskan sumber daya alam atau fisik. Strategi atau praktik bisnis berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dan menciptakan dampak atau nilai positif saat ini dan masa depan
“Tantangan utama kita dalam konteks transformasi platform digital adalah bagaimana kita dapat mengurangi emisi karbon sebanyak mungkin dan mencapai keberlanjutan,” ujar Direktur Government Relations and Design Firms Schneider Electric Indonesia Hedi Santoso dalam keterangan tulis, Senin (17/4/2023).
Oleh sebab itu, Schneider Electric Indonesia selalu memprioritaskan untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan sebagai bentuk aksi memerangi perubahan iklim dan mencapai keberlanjutan melalui beragam inovasi praktis dan terukur.
Sebagaimana diketahui, ekonomi hijau bertujuan mengurangi beragam risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis, dan bertujuan mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
Dalam kegiatan diskusi ASEAN Youth Dialogue (AYD) 2023, ditekankan juga bahwa pertumbuhan hijau tidak terlepas dari strategi pembangunan ekonomi yang memberikan pilihan peran ekonomi dan lingkungan yang dapat memberikan manfaat atau merusak, sehingga perlu ditempuh jalan tengah melalui kolaborasi berbagai pihak, baik yang sifatnya mitigasi (pencegahan) maupun adaptasi.
AYD 2023 mengusung tema Digital Development for Sustainable Development Goals/ Pembangunan Digital untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dihadiri lebih dari 140 delegasi
generasi muda dari 11 negara anggota ASEAN yang berusia 18-30 tahun dan dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo.
Sebagai rangkaian acara dari AYD 2023, sebanyak 30 delegasi pemuda ASEAN juga telah melakukan kunjungan ke kantor Schneider Electric Jakarta dapat berdiskusi dan bertukar pikiran tentang manajemen energi dan otomasi dalam kaitannya dengan tema besar Digital Development for Sustainable Goals/Pembangunan Digital untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Kami berharap apa yang telah diterapkan dalam bisnis manajemen energi dan otomasi Schneider Electric selama ini dapat menjadi rekomendasi nyata bagi generasi muda ASEAN untuk mencapai sustainability/keberlanjutan yang juga menjadi salah satu bagian tujuan dari Tujuan Pembangunan Keberlanjutan/SDG No.13 yaitu Climate Action/Aksi Iklim,” ungkap Cluster President Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi
Selain itu, Schneider Electric Indonesia juga menjalankan program Green Heroes for Life (GHFL) untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai keberlanjutan di Indonesia. Program ini memasuki tahun kedua dan secara aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan di seluruh Indonesia,” tambah Roberto.