EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi Indonesia. Kementerian Investasi menyebutkan, ada beberapa alasannya.
Pertama, Indonesia merupakan negara dengan populasi keempat terbesar di dunia. "Kondisi ini menjadi salah satu keunggulan bagi Indonesia karena dapat menyuplai tenaga kerja yang cukup memadai bagi perusahaan-perusahaan global," ujar Deputi Bidang Promosi Investasi Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan dalam siaran pers yang dilansir Ahad (23/4/2023).
Hal itu, kata dia, didukung pula dengan fakta Indonesia memiliki bonus demografi rata-rata pekerja berumur 30 tahun. Berbeda dengan negara lainnya yang memiliki tenaga kerja lebih tua dan cukup sulit mendapatkan tenaga kerja.
Ichwan menjelaskan, Indonesia merupakan negara terbesar di Asean, baik dari segi populasi maupun ekonomi. Indonesia merupakan negara berbasis produksi bagi pasar internasional yang berkontribusi sebesar 36 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan anggota G20 yang memiliki ketahanan dan pertumbuhan ekonomi. Nilai PDB mencapai 1,3 triliun dolar AS dan PDB per kapita melebihi 5.000 dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada April 2023, Indonesia menjadi negara yang kemungkinan akan bertahan jika resesi terjadi di masa depan. Persentase kemungkinan resesi hanya sebesar dua persen.
Itu karena, kata Ichwan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya, termasuk bagi pengembangan industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Pada 2025, setidaknya 15 persen nikel untuk industri baterai EV akan disuplai dari Indonesia.
Demi mendukung pengembangan investasi industri tersebut, pemerintah Indonesia memberikan berbagai insentif investasi yang sangat menjanjikan. Di antaranya tax holiday, tax allowance, import duty exemption, dan super tax deduction.
"Berangkat dari fakta tersebut, Indonesia adalah negara yang tepat untuk menjadi tujuan investasi sektor manufaktur global," tutur Ichwan.
Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, realisasi investasi di Indonesia dari 2018 hingga 2022 terus tumbuh sebesar 1,6 kali lipat, khusus di sektor manufaktur, peningkatannya lebih tinggi yaitu 2,1 kali lipat.