Kamis 04 May 2023 04:40 WIB

BKF: Penggunaan Mata Uang Lokal Tingkatkan Efisiensi Perdagangan ASEAN

LCS pada dasarnya merupakan sarana mendiversifikasi komposisi cadangan devisa.

Red: Fuji Pratiwi
Logo Kementerian Keuangan. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyebut kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dapat meningkatkan efisiensi perdagangan di kawasan ASEAN.
Foto: Facebook Kementerian Keuangan RI
Logo Kementerian Keuangan. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyebut kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dapat meningkatkan efisiensi perdagangan di kawasan ASEAN.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyebut kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dapat meningkatkan efisiensi perdagangan di kawasan ASEAN.

"Kalau bertransaksi sesama negara ASEAN itu jelas akan lebih efisien dan lebih murah kalau dengan mata uang lokal," kata Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral BKF Nella Sri Hendriyetty disiarkan Antara di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga

Menurut Nella, LCS pada dasarnya merupakan instrumen untuk negara-negara ASEAN dapat mendiversifikasi komposisi cadangan devisa mereka. Dengan upaya tersebut, negara-negara ASEAN yang terlibat dalam kerja sama LCS dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan dolar Amerika Serikat (AS).

Pasalnya, penggunaan dolar AS dapat membuat suatu negara menjadi rentan. Nella menjelaskan kerentanan tersebut tercermin pada krisis ekonomi global yang berlangsung belakangan ini yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan dolar AS.

Oleh karena itu, penggunaan mata uang lokal dapat mengurangi kerentanan negara terhadap mata uang asing di pasar keuangan domestik. "Kita tahu bahwa penggunaan satu mata uang asing secara berlebihan itu akan membuat fundamental ekonomi melemah dalam jangka panjang. Jadi, kalau kemarin ada penguatan khusus dolar segara signifikan, maka rupiah akan terdepresiasi cukup dalam," jelas Nella.

Selain dalamnya depresiasi nilai rupiah, penguatan dolar juga berdampak pada biaya impor bahan baku maupun beban pinjaman yang berpotensi naik tajam. LCS, kata Nella, adalah instrumen untuk meningkatkan diversifikasi dalam cadangan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.

Diketahui, Indonesia melalui BI menginisiasi kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan secara bilateral atau LCS ke seluruh negara ASEAN. Inisiatif tersebut sejalan dengan Keketuaan ASEAN 2023 atau ASEAN Chairmanship 2023 yang dipegang oleh Indonesia.

Melalui Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia ingin mendorong penguatan ketahanan ekonomi, termasuk di pasar uang. Oleh karena itu, BI secara aktif mengajak berbagai negara untuk bekerja sama mengimplementasikan penggunaan mata uang lokal sebagai upaya dedolarisasi.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement