EKBIS.CO, JAKARTA--Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi perekonomian Indonesia pada tahun ini tumbuh sebesar 5 persen atau melambat dari capaian pertumbuhan tahun lalu sebesar 5,3 persen. Di tengah ramalan pertumbuhan ekonomi yang melandai, IMF memperingatkan Indonesia untuk mewaspadai tiga risiko eksternal yang masih tinggi.
Pertama, perlambatan ekonomi global yang dapat memberikan tekanan pada harga beberapa komoditas ekspor Indonesia. Kedua, volatilitas pasar keuangan global antara lain akibat sentimen kegagalan perbankan Amerika Serikat dan pengetatan likuiditas global.
Ketiga, tensi geopolitik yang cenderung meningkat. Dari sisi lain, pemulihan ekonomi China diharapkan menguat dan tren moderasi inflasi mitra dagang Indonesia berlanjut sehingga dapat mendorong prospek ekonomi ke depan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang bangkit cepat dan kuat dari pandemi, serta menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah tingginya risiko global.
“Ini tercermin dari sektor keuangan Indonesia yang tetap terjaga dan UMKM yang mulai pulih. Pemulihan secara luas juga terlihat di berbagai sektor yang sebelumnya terdampak cukup dalam akibat pandemi seperti sektor transportasi, hotel, dan restoran,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (28/6/2023)
Untuk jangka menengah-panjang, Febrio menyebut pemerintah berupaya mendorong kebijakan ekonomi yang penuh kehati-hatian dan berorientasi pada reformasi struktural yang menyeluruh. Adapun konsolidasi kebijakan makroekonomi juga terus dilakukan, termasuk telah kembalinya tingkat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara ke level di bawah tiga persen produk domestik bruto, satu tahun lebih cepat dari rencana awal.
Selain konsolidasi fiskal yang terukur, lanjutnya, implementasi berbagai agenda reformasi struktural Indonesia juga mendapat sambutan baik seperti reformasi perpajakan, Omnibus Law Cipta Kerja, serta Omnibus Law Sektor Keuangan yang belum lama disahkan.
Ke depan pemerintah berkomitmen memperkuat transformasi ekonomi, termasuk melalui strategi hilirisasi struktur ekonomi yang lebih terdiversifikasi dan bernilai tambah tinggi.
“Berbagai upaya reformasi akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi, inklusif, dan berkesinambungan, seperti melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, akselerasi pembangunan infrastruktur, dan penguatan institusional,” ucapnya.
Dalam laporan Article IV 2023, IMF menggarisbawahi berbagai capaian positif ekonomi Indonesia, terutama yang didukung oleh peningkatan permintaan domestik, penguatan sektor penting seperti manufaktur dan jasa-jasa, serta pertumbuhan ekspor yang tinggi pada 2022.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen pada 2023 pun merupakan salah satu yang tertinggi bersama dengan Filipina, India, dan Vietnam, jika dibandingkan dengan negara G20 dan Asean-6. Bahkan proyeksi tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibanding proyeksi pertumbuhan rata-rata global yang sebesar 2,8 persen pada 2023.