EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Amman Mineral Internasional Tbk menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah resmi mencatatakan sahamnya pada Jumat (7/7/2023). Dari penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO), emiten dengan kode saham AMMN ini mengantongi dana segar Rp 10,73 triliun.
"Ini merupakan IPO terbesar di Indonesia tahun 2023 hingga saat ini," kata Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander Ramlie.
Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Tambang itu memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.
Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan di 2031 hingga 2046.
Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN memiliki keunggulan kompetitif lainnya, yaitu salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.
Penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi 2,8 miliar dolar AS per 31 Desember 2022, dari 1,3 miliar dolar AS per 31 Desember 2021. Peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang tahun 2022. Laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi 1,1 miliar dolar AS dari 321 juta dolar AS per 31 Desember 2021.