EKBIS.CO, JAKARTA -- Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) ditutup menguat ke posisi harga saat penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) Rp 875 pada penutupan perdagangan Rabu di pekan pertama Agustus ini.
Sebelumnya saham PGEO sempat terkoreksi tajam pada pertengahan April. Analis Teknikal CGS-CIMB Sekuritas Ratna Wijayanti mengatakan potensi kenaikan saham PGEO bisa berlanjut ke level 920-950 saham apabila berhasil menyentuh level 900.
"Kalau dilihat chart nya masih bagus tapi apabila belum mencapai 900 rupiah akan ada minor koreksi," kata Ratna di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Menurut Ratna, level support saham PGEO berada pada rentang 830-860. Sementara, dari sisi fundamental pergerakan saham PGEO ditopang oleh berita positif terkait peningkatan kinerja keuangan hingga semester pertama 2023.
Harga saham PGEO tercatat meningkat 17 persen dalam dua pekan ini hingga ke posisi harga IPO pada Rabu di awal pekan Agustus ini. Sehingga market cap atau kapitalisasi pasar PGEO mencapai Rp 36 triliun.
PT Pertamina Power Indonesia menguasai 69 persen saham PGEO, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited 15 persen dan masyarakat 10 persen.
Sementara itu, Analis CTA Saham Andri Zakarias Siregar melihat secara technical analysis, PGEO masih konsolidasi pada kisaran 795 - 935 rupiah.
"Jika bisa break dan ditutup di atas 925 rupiah, next target kenaikan berikutnya di resistance 1.100-1.250," kata Andri.
Sebelumnya saham PGEO sempat menembus level tertingginya (all time high) pada 6 Juni 2023 di posisi Rp 925 setelah perusahaan mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan pergantian direksi dan membagikan dividen sebesar 78 persen dari laba bersih 2022 atau 100 juta dolar AS.
Agenda RUPS tersebut memberikan kepercayaan kepada publik akan konsistensi PGEO dalam menjaga kinerja melalui ekspansi usaha sehingga mampu memberikan dividen maksimum 50 persen setiap tahunnya sesuai prospektus IPO perseroan.