EKBIS.CO, SORONG -- Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong belum berkembang secara signifikan. Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan langsung ke KEK Sorong, di Kampung Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Jumat (4/8/2023).
"Setelah kami turun dan lihat, KEK Sorong ini kondisinya tidak berubah dan belum berkembang secara signifikan," kata Bahlil.
Di seluruh Indonesia, ujar dia, ada sekitar 20 KEK dan di Papua hanya ada satu KEK, yakni KEK yang berada persis di Provinsi Papua Barat Daya tepatnya di Kabupaten Sorong. Pemerintah telah mencanangkan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap KEK yang tidak produktif di akhir tahun ini, katanya lagi.
"Saya khawatir yang nanti masuk di dalam evaluasi itu termasuk di dalamnya adalah KEK Sorong karena tidak produktif. Kalau itu terjadi, semua malu, saya malu, pemerintah yang ada di Papua juga malu," kata Bahlil.
Dia menilai bahwa KEK Sorong belum maksimal produktif karena ada persoalan-persoalan yang memang belum secara baik dan maksimal diselesaikan oleh pemerintah setempat.
"KEK ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan yang lebih besar dan produktif, maka marilah kita bersama memperjuangkan KEK ini supaya lebih produktif lagi ke depan," kata Bahlil pula.
Karena itu, kata dia lagi, yang perlu dilakukan sekarang oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan kabupaten adalah segera melakukan pembebasan lahan sisa yang belum dibebaskan.
"Saya sudah komunikasikan dengan Gubernur agar status dari KEK ini tidak dicabut oleh pemerintah pusat, dan saya juga telah berbicara dengan Sesmenko sebagai penanggung jawab implementasi seluruh KEK di seluruh Indonesia," ujar Bahlil.
Tetapi, kata dia lagi, tidak hanya sampai pada membangun komunikasi dengan pusat, melainkan bagaimana mendatangkan investor.
"Saya juga mungkin akan sering datang ke sini untuk memastikan perkembangan KEK Sorong ke depan," kata Bahlil.
Luas lahan KEK Sorong sebesar 523,70 hektare, kemudian lahan yang sudah dibebaskan sebesar 338,50 hektare atau 64,64 persen. Sementara lahan yang sudah dimanfaatkan sebesar 37,28 hektare atau 7,12 persen.
Dia membandingkan kondisi KEK Sorong dengan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Belum sampai setahun, investasi industri pupuk sudah masuk Rp 30 triliun.
"Kalau saya melihat, KEK Sorong belum ada perkembangan apa-apa, sehingga mau tidak mau kita harus gerakkan extraordinary, kita harus melakukan hal yang tidak biasa dengan langkah-langkah komprehensif supaya KEK ini bisa berkembang," ujar dia pula.