EKBIS.CO, JAKARTA -- Pasca pandemi covid-19 dan perang Rusia Indonesia, saat ini kondisi dunia sedang mengalami krisis. Berdasarkan laporan United Nations, Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) pada Februari 2023 mengungkapkan prospek ekonomi global mengalami kemunduran, sehingga menyebabkan koreksi estimasi pertumbuhan produk bruto pada 2022 dan 2023.
Hal tersebut diperparah dengan tingginya tingkat inflasi negara-negara maju dan berkembang. Di tengah meningkatnya tantangan ekonomi makro dan kondisi keuangan, banyak negara-negara berkembang berisiko memasuki lingkaran setan yaitu melemahnya investasi, rendahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kewajiban membayar hutang luar negeri.
Menyikapi kondisi global tersebut pemerintah Indonesia perlu melakukan strategi khusus guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, hilirisasi yang dilakukan pemerintah menekankan kepada green energy dan green investasi, salah satunya melakukan hilirisasi sektor minerba yaitu hilirisasi nikel.
“Saat ini pemerintah telah membangun beberapa smelter untuk mendukung hal tersebut dan hasilnya Indonesia telah berhasil mengekspor nikel mencapai 30 miliar dolar atau hampir sepuluh kali lipat sebelum dilakukan hilirisasi tersebut,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (11/8/2023)..
Bahlil menyebut melalui hilirisasi nikel telah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik. Namun timbul permasalahan perizinan oleh karena membuat sebuah sistem perizinan terintegrasi OSS berbasis risiko yang mampu memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan modalnya di tanah air.
“Harapannya melalui hilirisasi minerba ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi tanah air, dan menjadi tuan di negeri sendiri,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto menambahkan dalam rangka menopang pertumbuhan ekonomi khususnya menghadapi krisis global yang terjadi, salah satunya melakukan transformasi ekonomi yaitu mengubah industri sektor primer menjadi industri berbasis nilai tambah (hilirisasi).
Hal ini diungkapkan Kepala LAN, mengatakan di Indonesia industri pertambangan sektor mineral dan batubara menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara yang pada 2022 sebesar Rp 183,35 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 325.575 orang.
“Salah satu agenda besar indonesia maju dalam pemerintahan Presiden Joko widodo yakni hilirisasi industrialisasi sumber daya alam termasuk mineral dan batubara (minerba),” ucapnya.