Terakhir isu ketiga meliputi sustainability. Hal ini untuk mempromosikan keuangan transisi sekaligus mendukung berkelanjutan keuangan dan ekonomi hijau.
“Klaster sustainability sudah banyak capaian-capaian sejak mulai dicanangkan saat AFMGM Maret lalu. Ini diantaranya sudah berhasil ASEAN meluncurkan ASEAN taksonomi, artinya adalah seperangkat klasifikasi atau definisi dari kegiatan-kegiatan yang bisa dapat pendanaan istilahnya green dan juga climate change action," ucapnya.
Di samping itu, Yogi menyebut terdapat perbedaan dalam pertemuan AFMGM 2023. Yogi bilang, kegiatan ini merupakan pertemuan kedua kalinya dalam setahun.
Adapun pertemuan pertama AFMGM telah dilaksanakan pada 28 sampai 31 Maret 2023 di Bali. "Ini adalah sebuah proses yang diluar kebiasaan. Jadi, biasanya pertemuan AFMGM hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun. Jadi, praktiknya jalur atau sektor kerjasama yang lain itu berbeda-beda," ucapnya.
“Tetapi khusus yang jalur keuangan kita biasanya hanya memiliki pertemuan AFMGM sekali dalam jalur keuangan," tambahnya.
Dikatakan Yogi, penyelenggaraan AFMGM kedua kali itu untuk menindaklanjuti komitmen-komitmen yang telah disepakati pada pertemuan AFMGM pertama pada Maret lalu.
"Kita melihat pertama kebutuhan dalam satu keketuaan itu memantau progres dari yang sebelumnya AFMGM pertama kali itu kan mencanangkan target dan output. Ini harus dimonitor oleh keketuaan yang sama, kita melihat di situ," ucapnya.
Selain itu, Yogi menyebut, pertemuan AFMGM kedua ini untuk mendiskusikan perekonomian global yang sulit diprediksi. "Melihat kondisi global yang sangat dinamis ini, kita juga saat ini tuh perlu memberikan wadah bagi para principle di ASEAN, bertemu mendiskusikan isu-isu global dan development challenges bisa diantisipasi bersama," ucapnya.