Rabu 23 Aug 2023 13:42 WIB

Kehadiran Presiden Jokowi pada KTT BRICS Sebagai Tamu Undangan

Kehadiran Jokowi di KTT BRICS tidak berkaitan dengan keanggotaan Indonesia.

Red: Friska Yolandha
 President of Indonesia Joko Widodo speaks during a joint press conference with his Kenyan counterpart after holding bilateral talks at Statehouse in Nairobi, Kenya, 21 August 2023. Widodo is on a state visit to Kenya making him the first Head of State of Indonesia to visit Kenya. During their bilateral talks, they agreed on areas of cooperation and witnessed the signing of four Memoranda of Understanding and a letter of intent to strengthen commercial collaboration and the promotion of investment between the two countries.
Foto: EPA-EFE/DANIEL IRUNGU
President of Indonesia Joko Widodo speaks during a joint press conference with his Kenyan counterpart after holding bilateral talks at Statehouse in Nairobi, Kenya, 21 August 2023. Widodo is on a state visit to Kenya making him the first Head of State of Indonesia to visit Kenya. During their bilateral talks, they agreed on areas of cooperation and witnessed the signing of four Memoranda of Understanding and a letter of intent to strengthen commercial collaboration and the promotion of investment between the two countries.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan bahwa kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT BRICS di Afrika Selatan hanya berstatus sebagai tamu undangan. Kehadiran Presiden Jokowi dalam KTT yang berlangsung di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023 tersebut tidak berkaitan dengan keanggotaan Indonesia di BRICS.

“Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN,” kata Bey dalam pesan yang diterima di Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga

BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan merupakan kelompok yang bertujuan mempromosikan dialog dan kerja sama bagi negara-negara berkembang. Negara-negara anggota BRICS memiliki pengaruh besar dalam berbagai kerja sama, mulai dari ekonomi, militer, hingga geopolitik.

Secara akumulasi, penduduk negara-negara BRICS mencakup 43 persen populasi dunia dan nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global.

Seiring besarnya skala tiap-tiap negara serta situasi politik dan ekonomi global yang dinamis, BRICS terus mengonsolidasikan diri sebagai kekuatan geopolitik dan geoekonomi baru untuk mengimbangi hegemoni negara-negara Barat.

Lebih dari 40 negara dikabarkan ingin bergabung dengan BRICS, antara lain Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Mesir, Bolivia, Kazakhstan, Kuba, dan Argentina. Indonesia juga disebut-sebut tertarik untuk bergabung dengan aliansi yang telah berdiri sejak 2006 itu.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan akan memutuskan terkait kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS. “Nanti diputuskan,” kata Jokowi, awal Agustus lalu.

Presiden Jokowi diagendakan berkunjung ke Afrika Selatan dalam lawatan pertamanya ke Afrika pada 20-25 Agustus 2023. Afrika Selatan akan menjadi negara keempat yang dia kunjungi setelah Kenya, Tanzania, dan Mozambik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement