EKBIS.CO, CIKARANG -- PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) resmi membangun fasilitas manufaktur pertamanya di Indonesia. Pembangunan pabrik makanan ringan ini menelan investasi hingga 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,04 triliun (kurs Rp 15.227).
CEO Asia Business Unit PepsiCo Parinya Kitjatanapan (Eric) menjelaskan, alasan utama perusahaan makanan dan minuman ringan asal AS itu berinvestasi secara langsung di Indonesia, yakni untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
"Indonesia adalah satu pasar terbesar di dunia dengan pertumbuhan yang sangat masif, 48 persen populasi ASEAN ada di Indonesia. Selain itu, kami melihat iklim investasi di Indonesia cukup kondusif," kata Eric saat acara Peletakan Batu Pertama Pabrik PepsiCo Indonesia di Cikarang, Rabu (30/8/2023).
Pabrik PepsiCo akan dibangun di atas lahan seluas 60 ribu meter persegi di Cikarang, Jawa Barat. Pembangunan pabrik PepsiCo diperkirakan akan mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal secara bertahap.
Dalam operasinya, pabrik akan menggunakan 100 persen sumber listrik terbarukan. Terkait pengelolaan air, PepsiCo akan menerapkan 100 persen pemanfaatan air daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi, guna mendukung inisiatif ESG di tingkat regional.
Pabrik PepsiCo ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2025. Untuk tahap awal, CEO PepsiCo Indonesia Asif Mobin, mengatakan, pabrik akan fokus memproduksi makanan ringan. "Ini baru awalan, kami baru pertama kali investasi langsung di Indonesia. Ke depan, akan ada produk lainnya," kata Asif.
Dari sisi pangsa pasar, menurut Asif, hasil produksi dari pabrik ini akan menyasar konsumen lokal. Meski demikian, PepsiCo juga memiliki ambisi untuk mengekspor hasil produksi pabrik di Cikarang ke sejumlah negara yang memiliki preferensi halal.
"Kami akan berfokus pada market Indonesia, tapi kami juga memiliki ambisi untuk melakukan ekspor. Indonesia salah satu halal market terbesar, jadi kami juga tertarik untuk ekspor ke halal market," kata Asif.
Asif memastikan pendirian fasilitas manufaktur ini akan berkontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Fasilitas ini juga menggarisbawahi tujuan yang lebih luas antara lain prioritas terhadap tenaga kerja lokal, penggunaan bahan bahan baku lokal, dan memperkuat mata rantai industri dalam negeri.
Menteri Investasi Republik Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengapresiasi komitmen jangka panjang PepsiCo terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi. Ia berharap investasi ini membawa transfer knowledge dan teknologi bagi masyarakat Indonesia.
"Kami juga berharap investasi ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha lokal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar," ujar Bahlil.