Rabu 13 Sep 2023 13:59 WIB

Menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Begini Rasanya

Kecepatan kereta naik bertahap dan perjalanan ke Bandung jadi lebih singkat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melaju di Stasiun KCJB Padalarang di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Kementerian Perhubungan memastikan bahwa Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan diresmikan sekaligus beroperasi pada 1 Oktober 2023.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melaju di Stasiun KCJB Padalarang di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Kementerian Perhubungan memastikan bahwa Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan diresmikan sekaligus beroperasi pada 1 Oktober 2023.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menjelang peresmian Kereta Cepat Jakarta Bandung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal kereta cepat pertama di Indonesia pada Rabu (13/9/2023). Jokowi yang didampingi sejumlah menteri dan para artis ibu kota tampak tiba di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur pada pukul 08.55 WIB.

Jokowi dan rombongan menaiki kereta cepat menuju Stasiun Padalarang yang dilanjutkan dengan kereta feeder menuju Stasiun Bandung. Wartawan Republika.co.id pun berkesempatan ikut menjajal kereta cepat.

Baca Juga

Kereta ini memiliki delapan gerbong, di setiap gerbongnya terdapat kursi penumpang dengan pola tiga kursi di sebelah kiri dan dua kursi di sebelah kanan. Sandaran kursi yang tersedia pun dapat disesuaikan dengan kenyamanan penumpang.

Fasilitas kereta juga tampak lengkap, baik dari bagasi hingga toilet yang nyaman bagi para penumpang. Selain itu, juga ada fasilitas soket listrik yang letaknya di celahan kursi.

Saat melaju, kecepatan kereta terus meningkat secara bertahap. Bahkan kereta ini sempat mencapai kecepatan 354 km per jam. Kendati demikian, guncangan tidak terlalu terasa meskipun kereta melaju sangat kencang.

Wartawan Republika.co.id sempat mencoba meletakkan sebuah koin dalam posisi tegak saat kereta berjalan. Pada awalnya, koin tersebut tampak beberapa kali jatuh. Namun, kemudian saat dicoba kembali, koin tetap berada di posisi stabil tegak meskipun kereta melaju hingga kecepatan 350 km per jam.

Selama perjalanan menggunakan kereta cepat ini terasa nyaman. Bahkan, tak terasa kereta telah tiba di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung, pada pukul 09.25 WIB. Setelah tiba di Stasiun Padalarang, penumpang kemudian diarahkan berpindah peron untuk menaiki kereta feeder menuju ke Stasiun Bandung.

Perjalanan menggunakan kereta feeder dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung menempuh waktu sekitar 30 menit. Sehingga total waktu tempuh dari Stasiun Halim menuju Stasiun Bandung menggunakan kereta cepat dan kereta feeder, yakni selama sekitar satu jam.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjajal pertama kali kereta cepat Jakarta-Bandung mengaku sangat nyaman dengan kecepatan kereta yang bisa mencapai 340 km per jam. Bahkan ia mengaku tak merasakan guncangan baik saat duduk maupun berdiri.

"Saya empat kali datang ke proyek kereta cepat tapi memang baru pertama kali tadi mencoba. Nyaman dan tadi dengan kecepatan 340 tidak terasa sama sekali baik saat duduk atau berjalan sehingga, ya inilah peradaban," ujar Jokowi.

Jokowi berharap, masyarakat sudah bisa menggunakan kereta cepat mulai awal Oktober nanti. Ia juga berharap ada perpindahan dari mobil pribadi ke transportasi massal, baik kereta cepat, LRT, MRT, maupun Transjakarta.

"Jadi, kita harapkan masyarakat bisa menggunakan kereta cepat nanti mulai awal Okttober dan kita harapkan ada perpindahan dari mobil pribadi ke kereta cepat, LRT, MRT, Transjakarta sehingga kemacetan di jalan dan polusi bisa dikurangi," ujarnya.

Sebab, kata Jokowi, kerugian yang diakibatkan kemacetan di Jabodetabek dan Bandung setiap tahunnya mencapai lebih dari Rp 100 triliun.

"Saya kira arahnya ke situ karena setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung sudah lebih dari Rp 100 trilun," kata Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement