EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan kementerian terkait sedang menyusun peraturan presiden (perpres) tentang industri gim guna mengembangkan sektor tersebut.
Dia mengatakan bahwa jumlah pemain gim di Indonesia mencapai 174,1 juta orang, dan nilai industri gim Indonesia saat ini sebesar Rp 25 triliun.
"Saat ini juga sedang berlangsung rapat antarkementerian dikoordinir oleh Menkomarves," kata Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Iman Santoso dalam acara Project D Kickoff: The Latest Strategic Collaboration of Agate and PQube, di Jakarta, kemarin.
Dalam paparannya, Iman menjelaskan bahwa Indonesia menjadi produsen gim PC terbesar di wilayah Asia Tenggara untuk platform Steam, sebanyak 124 gim. Menurutnya, perpres itu dibuat sebagai langkah untuk menyelesaikan tantangan dalam pengembangan industri gim Indonesia, seperti kurangnya dana, kurangnya SDM, permasalahan teknis, sekaligus untuk menyatukan langkah para pemangku kepentingan.
Mereka, kata dia, ingin menyusun Peraturan Presiden tentang gim sebagai upaya meningkatkan produksi gim di Tanah Air. Perpres tersebut, kata Iman, membahas tentang pengembangan sumber daya manusia, peningkatan promosi dan akses ke pasar, pengembangan industri perangkat keras, penyediaan infrastruktur, pembukaan akses pembiayaan serta permodalan, penguatan regulasi, serta aktivasi gim Indonesia di kawasan regional dan global.
Dalam perpres tersebut, ujarnya, masing-masing kementerian diberikan tugas, seperti Kemenparekraf berfungsi sebagai pengawas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal pengembangan SDM, Kementerian Industri menangani infrastruktur, dan lain-lain.
"Perpresnya belum keluar, tapi mudah-mudahan September-Oktober ini keluar. Tapi yang kita lihat agak berat adalah targetnya. Jadi di tahun 2024 nanti kita harus mencapai, misalkan, (mencetak) developer game sampai 3.000 orang," kata dia.
Dia berharap ada peningkatan pada jumlah talenta pengembang gim per tahunnya di Indonesia. "Ya kalau sekarang bisa 1.000, di akhir 2022/2024 bisa jadi 1.500 itu sudah Alhamdulillah," kata Iman.
Selain itu, perpres yang sedang dibuat tersebut juga menargetkan peningkatan penguasaan pasar, dari yang awalnya 0,8 hingga 1 persen, menjadi sekitar 70 persen.
Namun, dia mengingatkan, mereka tetap harus realistis dalam mengejar target tersebut hingga 2024. "Mungkin tidak bisa sampai 70 persen, tapi paling tidak bisa sampai 5 persen, itu sudah bagus banget," kata dia.