EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kegiatan "Coaching Clinic KreatIPO" di Bali sebagai program mengakselerasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali mencatatkan sahamnya di BEI melalui skema initial public offering (IPO).
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk identifikasi kesiapan awal pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk menjadi perusahaan go public dengan skema IPO," kata Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana dalam siaran resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Dia mengatakan dengan mencatatkan sahamnya di BEI, maka pelaku usaha dan ekonomi kreatif memiliki kesempatan yang semakin besar untuk mendapatkan akses pendanaan melalui pasar modal.
Sementara itu, Hayun melaporkan sampai 31 Agustus 2023, total dana yang dihimpun oleh perusahaan sektor pariwisata dan ekonomi melalui IPO adalah Rp 1.304,77 miliar. "Potensi dan peluang yang begitu besar dari pasar modal ini diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha parekraf untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama IPO," katanya.
Hayun menyampaikan bahwa permodalan masih menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku usaha parekraf di Indonesia apalagi sebagian besar dari mereka memiliki aset intangible atau aset yang tidak berwujud.
Melalui KreatIPO ini para pelaku usaha parekraf diharapkan dapat mengakses pembiayaan dari pasar modal, sehingga tujuan utama pemerintah untuk memajukan dan mengembangkan industri parekraf dapat tercapai dan berkontribusi meningkatkan lapangan kerja.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Ayu Nyoman Candrawati berharap pelaku parekraf yang mengikuti coaching clinic ini dapat menuju IPO agar perekonomian di Provinsi Bali dapat meningkat serta menjadi motivasi bagi pelaku parekraf lain.
Pada kegiatan ini, Kemenparekraf mempertemukan 64 pelaku usaha parekraf dengan Bursa Efek Indonesia serta underwriter (profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan awal usaha untuk IPO).