EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyiapkan stimulus yang disebut jamu manis untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Jamu manis tersebut diberikan melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dari KLM sebelumnya, BI menambah likuiditas hingga Rp 50 triliun. "Nah, sekarang yang terealisasi ditambah likuiditasnya untuk mendorong kredit pembiayaan," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Oktober 2023, Kamis (19/10/2023).
Perry memastikan saat ini sudah 120 bank yang memanfaatkan insentif tersebut. Dia mengatakan tambahan yang diberikan yakni Rp 28,79 triliun dari sebelumnya.
"Jadi masih ada Rp 20 triliun dimanfaatkan perbankan. Tapi janji lho, para bankir untuk salurkan kredit jangan ditaruh di SBN," ungkap Perry.
Jika jamu manis tersebut masih kurang, BI juga melonggarkan likuiditas melalui penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 bps dari enam persen menjadi lima persen untuk Bank Umum Konvensional (BUK). Lalu fleksibilitas repo sebesar lima persen dan rasio PLM syariah sebesar 100 bps dari 4,5 persen menjadi 3,5 persen untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah (BUS/UUS) dengan fleksibilitas repo sebesar 3,5 persen.
"Lagi-lagi kami mohon para perbankan, ayo kita dorong untuk kredit pembiayaan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sama-sama melindungi ekonomi kita dari dampak global yang tidak menentu ini," ucap Perry.
Dia menambahkan, DP nol persen juga diperpanjang selama 2024. Kebijakan tersebut diperpanjang untuk kredit properti maupun kendaraan bermotor.
"Jadi makroprudensial kita optimalkan untuk mendorong kredit dan pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kami mengharapkan perbankan menggunakan tambahan likuiditas untuk menyalurkan kredit tidak diputarkan bermain di aset keuangan," jelas Perry.