EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan sejauh ini fungsi intermediasi perbankan berjalan baik yang ditunjukkan dengan penyaluran kredit yang terus bertumbuh. Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit perbankan di Tanah Air tumbuh sebesar 8,96 persen (yoy) per September 2023 sehingga total kredit yang tersalurkan menjadi Rp 6.837 triliun.
"Pertumbuhan kredit mencerminkan fungsi intermediasi perbankan berjalan baik dalam menopang perekonomian," ujar Mahendra dalam acara konferensi pers "Hasil Rapat Berkala KSSK IV 2023: Stabilitas Sistem Keuangan Tetap Terjaga Di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Global" di Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Ia menjelaskan, pertumbuhan tertinggi yang menjadi penopang pertumbuhan kredit secara keseluruhan yaitu pada kredit investasi sebesar 11,19 persen. Sementara itu, likuiditas industri perbankan dalam tingkat memadai dengan resiko kredit yang terjaga.
Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing berada di 115,37 persen dan 25,83 persen. "Kondisi ini masih jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen," katanya.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit dengan kualitas kurang lancar atau Non Performing Loan (NPL) net perbankan sebesar 0,77 persen dan NPL gross sebesar 2,43 persen.
Mahendra menambahkan, selain pembiayaan, fungsi intermediasi perbankan yang baik juga tercermin dari perhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 yang tercatat meningkat 6,54 persen menjadi Rp 8.147,17 triliun. Kontribusi terbesar penghimpunan DPK ini berasal dari giro yang tumbuh sebesar 9,84 persen.
Ia berharap perbankan terus meningkatkan fungsi intermediasi untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah tantangan kondisi global yang tidak pasti akibat konflik geopolitik, pelemahan ekonomi, dan lainnya.