EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menilai platform TikTok Shop yang dikabarkan bakal kembali beroperasi di Indonesia perlu ditangkap sebagai peluang untuk mengembangkan pemasaran. Hanya saja, berkaca dari yang sudah-sudah, TikTok Shop justru membawa serbuan produk impor yang perlu diwaspadai oleh pemerintah.
Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero mengatakan, sepanjang keberadaan TikTok Shop tidak merugikan UMKM dalam negeri, tak ada salahnya untuk kembali beroperasi di Indonesia.
“Tapi masalahnya, TikTok Shop ini membawa barang-bawang produksi luar yang kemudian dijual sangat murah di Indonesia. Itu yang jadi masalah,” kata Edy kepada Republika.co.id, Jumat (3/11/2023).
Edy menduga, barang yang dijual lewat TikTok Shop bisa sangat murah karena merupakan barang over produksi dari China yang kemudian dijual secara kulakan atau kiloan dan dikirim ke luar negeri, salah satunya Indonesia.
Setelah tiba, barang itu kemudian dijual secara ecer oleh pedagang-pedagang di dalam negeri yang sudah bekerja sama dan dipasarkan lewat TikTok Shop.
“Begitu sampai di Indonesia, dipisah-pisah lagi per pieces. Jadi jatuhnya sangat murah. Lalu yang kedua, pengawasan kita belum sempurna,” ujar Edy.
Kementerian Perdagangan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023, juga telah melarang penjualan barang impor di bawah 100 dolar AS atau senilai Rp 1,5 juta secara langsung melalui e-commerce. Menurut Edy, itu menjadi ruang yang harus diambil oleh pelaku UMKM untuk mengisi pasar.
Namun, pemerintah juga masih perlu untuk terus memperketat pengawasan agar produk-produk impor ilegal dapat diberantas sebagai perlindungan di dalam negeri.
Ia pun berharap, seiring dengan masifnya teknologi digital dan keberpihakan pemerintah terhadap produk lokal, pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produknya untuk merajai pasar dalam negeri.
“Pelaku UMKM harus siap segera isi ruang yang disiapkan dan diberikan ke pelaku UMKM-nya. Jangan pelaku UMKM tenang-tenang saja, santai-santai, nggak gitu. Kualitas harus diperbaiki,” kata Edy.