Menurutnya, ini semua yang perlu dipikirkan dampaknya kepada tenaga kerja. "Siapa yang mau tanggung jawab kalau ada PHK, ekonomi kita masih pemulihan, angka pengangguran masih 5,8 persen, jadi kita masih membutuhkan banyaknya kesempatan kerja bagi anak bangsa. Kita harus berhati-hati saat melakukan aksi ini," lanjutnya
Ajakan untuk memboikot produk-produk yang berkaitan dengan Israel serta Amerika Serikat (AS) terus menggema di media sosial. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang saat ini tengah menghadapi serangan bertubi-tubi dari tentara Israel.
Di Indonesia, beberapa perusahan multinasional seperti Procter & Gamble (P&G) dan Unilever menjadi salah satu target aksi boikot tersebut. Kedua perusahaan ini diduga terafiliasi dengan Israel memiliki kontribusi secara finansial terhadap pembiayaan Pemerintah Israel.