EKBIS.CO, JAKARTA — Sejumlah produk barang dari perusahaan multinasional tengah menjadi sasaran boikot karena diketahui pro terhadap kejahatan Israel di Gaza, Palestina. Seiring dengan aksi boikot yang terus meluas, pelaku usaha kecil, dan menengah dalam negeri mendapat pintu lebar untuk bisa menjadi alternatif konsumen.
Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri), Hermawaty Setyorinny, mengatakan, dampak dari boikot produk pro Israel di Indonesia nampaknya tidak begitu besar karena kebanyakan merupakan barang-barang yang memiliki pangsa pasar menengah ke atas.
Meski demikian, aksi boikot ini setidaknya memberikan peluang bagi pelaku usaha dalam negeri, sekalipun skala kecil dan menengah. Seperti produk makanan dan minuman yang saat ini sudah banyak berkembang di Indonesia dan cukup populer di tengah konsumen.
“Posisi di kelas pedagang UKM, saya berharap bisa mengambil peluang atau momentum atas kekosongan produk sejenis yang sedang marak diboikot,” kata Hermawaty kepada Republika.co.id, Rabu (15/11/2023).
Di sisi lain, produsen-produsen merchandise hingga pelaku usaha konveksi skala UKM juga sekaligus mendapatkan berkah kenaikan penjualan seiring maraknya aksi yang dilakukan masyarakat. Oleh karena itu, aksi boikot yang dilakukan memberikan sedikit banyak manfaat positif bagi pelaku usaha di dalam negeri.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menyatakan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengatakan hal senada. Deputi Bidang UKM Kemenkop Hanung Harimba Rachman menegaskan, berbagai produk UMKM sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Tanah Air.
Kemenkop juga selalu mendorong pelaku usaha agar dapat mengambil peluang pasar.
"Misal makanan, mereka siap. Apa saja kita bisa bikin, makanan (produksi) UMKM sudah enak-enak," ujar Hanung saat ditanya Republika.co.id, Senin (13/11/2023).
Terkait bahan baku UMKM yang juga terkena boikot masyarakat, kata dia, tidak masalah. Itu karena subtitusi bahan bakunya pun sudah banyak di Indonesia.
Kendati demikian, Hanung mengatakan, hingga kini pemerintah tidak memboikot produk atau bahan baku apa pun. Ia berharap dalam konflik yang terjadi antara Israel-Palestina, agar masyarakat Indonesia juga tidak dirugikan.
Dilansir laman BDS Movement, ada beberapa produk barang yang diboikot karena terlibat dengan Israel. Meliputi semua merek produksi Unilever, P&G, McDonals, Burger King, dan sebagainya.