EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggenjot ekonomi warga Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, melalui peresmian Pasar Kareka Nduku Selatan yang dikelola koperasi.
"Program revitalisasi pasar rakyat ini sangat penting untuk dilakukan. Karena pasar ini menjadi wahana usaha yang mempertemukan petani, pedagang, dan pembeli, sekaligus melayani kebutuhan masyarakat sekitar," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat meresmikan Pasar Kareka Nduku Selatan dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.
Teten menuturkan revitalisasi pasar yang menjadi pasar pertama di Sumba Barat yang dikelola koperasi tersebut mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Pasar yang direvitalisasi sejak Juli 2023 tersebut mampu menampung 57 pedagang.
Melalui pengelolaan pasar yang dilakukan oleh koperasi, Teten berharap ekosistem pasar dapat lebih dikembangkan. Mulai dari penyediaan cold storage, suplai barang, hingga menjadi agen penjualan produk hasil desa.
"Di sini harus ada cold storage. Jadi, kalau jualannya tidak habis bisa disimpan dan dapat dijual lagi. Itu koperasi pasar yang harus punya fasilitasnya. Pedagang juga bisa disuplai oleh koperasi. Ekosistem ini yang harus kita buat," ucap Teten.
Ia juga meyakini pengembangan produk buah-buahan yang berlimpah di Kabupaten Sumba Barat dapat berkembang pesat jika dikelola dengan baik. Menurutnya kualitas buah-buahan yang dihasilkan di Sumba Barat persis dengan di Palu yang kini sudah menjadi sentra durian, bahkan sudah ekspor ke China dan Thailand.
"Saya ingin sekali nanti kalau datang ke sini lagi, tempat ini sudah menjadi tempat wisata makan durian terenak di Indonesia. Karena di sini subur dan curah hujan rendah, akan jadi tempat buah-buahan paling enak. Terlebih alam di sini juga indah, menyenangkan jadinya datang ke sini," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade mengatakan revitalisasi pasar rakyat tersebut telah membuktikan negara hadir di tengah masyarakat, sekaligus mendukung peningkatan ekonomi daerah melalui koperasi, UMKM, dan perdagangan.
Hal itu lantaran Kabupaten Sumba Barat merupakan daerah yang memiliki banyak koperasi, serta UMKM mencapai 9.396 yang menghasilkan produk kerajinan, kuliner, dan sebagainya.
"Produk yang dihasilkan sebenarnya memiliki potensi berkembang tapi belum diwujudkan karena keterbatasan modal, sarana dan prasarana, kesulitan bahan baku, kualitas produk kalah saing, rendahnya pengetahuan mengembangkan diri, dan aspek pemasaran kurang. Kami berharap ada dukungan dan jalan keluar bagi koperasi dan UMKM di Sumba Barat yaitu diberikan pelatihan teknis untuk mengembangkan diri," ujarnya.