Selain itu, sekitar 360 ribu tentara cadangan ditugaskan untuk bertugas pada Oktober. Namun, Taub Center memperkirakan jumlah sebenarnya pasukan cadangan yang dipanggil untuk bertugas kali ini adalah antara 200 ribu dan 300 ribu, dimana 139.000 di antaranya ditarik dari pasar tenaga kerja.
Akibatnya, banyak warga Israel yang tiba-tiba harus ikut berperang, sehingga banyak pengusaha yang berada dalam kesulitan. Meskipun pemerintah Israel telah memberikan sejumlah bantuan keuangan kepada banyak individu dan perusahaan yang terkena dampak, bantuan tambahan yang dijanjikan tidak kunjung tiba. Beberapa tentara cadangan adalah wiraswasta dan mengatakan bisnis mereka akan bangkrut sementara mereka menunggu.
Mengutip data dari Biro Pusat Statistik Israel, Taub Center mengatakan hingga seperlima pekerja di bisnis skala menengah dan besar sedang menjalani tugas cadangan pada Oktober. Perusahaan-perusahaan tersebut –yang didefinisikan memiliki setidaknya 100 pekerja mempekerjakan lebih dari separuh angkatan kerja Israel.
Kekurangan tenaga kerja sangat parah khususnya terjadi di sektor pariwisata, konstruksi dan pertanian. Dua industri terakhir sangat bergantung pada pekerja Palestina, yang sebagian besar dilarang memasuki Israel sejak 7 Oktober. Karena tidak ada orang yang memetik buah-buahan dan sayur-sayuran, banyak warga Israel yang harus bekerja di pertanian.