EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT memastikan ketersedian stok dalam kondisi aman pada awal 2024, baik untuk sektor subsidi maupun non subsidi. Kepastian ini sebagai bentuk dukungan korporasi terhadap ketahanan pangan dan peningkatan sektor pertanian tanah air, dengan memastikan pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani di seluruh wilayah distribusi perusahaan.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan hingga saat ini ketersediaan stok gudang di seluruh wilayah tanggung jawab Pupuk Kaltim yang berdasarkan pada Wilayah Rayonisasi Penyaluran Pupuk Urea dan NPK subsidi sangat mencukupi. Soesilo memastikan stok jauh di atas kebutuhan petani dalam menghadapi musim tanam mendatang.
"Hingga kini tercatat sebanyak 235.143 ton urea subsidi, serta 49.911 ton NPK Phonska dan 10.156 ton NPK Formula Khusus, telah dipasok Pupuk Kaltim dari lini satu untuk memenuhi kebutuhan hingga lini 3 dan 4 sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tiap daerah," ujar Soesilo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Soesilo menyampaikan Pupuk Kaltim menyiapkan pupuk untuk sektor nonsubsidi dengan pasokan di atas rata-rata untuk menjaga tingginya permintaan di luar pupuk subsidi. Tercatat sebanyak 360.029 ton Urea nonsubsidi dan 23.470 ton NPK nonsubsidi juga telah didistribusikan ke gudang beserta distributor resmi Pupuk Kaltim di seluruh wilayah.
"Proses distribusi pun telah berjalan sejak Desember 2023 dan hingga kini ketersediaan pasokan di gudang kami pastikan aman," ucap Soesilo.
Soesilo menyebut Pupuk Kaltim secara berkala menyalurkan pasokan sesuai kebutuhan di tiap wilayah sekaligus menjamin tidak adanya kekosongan stok di pasaran. Soesilo meminta petani tidak perlu khawatir karena Pupuk Kaltim terus memperbarui data pasokan melihat tingkat distribusi yang terealisasi secara berkala.
Dari hal tersebut, Soesilo mengatakan, ketersediaan pasokan yang ada di tiap daerah akan terus terpantau mulai dari lini satu, khususnya untuk sektor subsidi yang disesuaikan dengan data pemerintah di tiap daerah. Bahkan, per 31 Desember 2023, lanjut Soesilo, pupuk Kaltim telah menyalurkan 834.490 ton pupuk subsidi, terdiri dari 737.204 Urea subsidi dan 60.684 NPK Phonska dan 36.602 NPK Formula Khusus bersubsidi.
"Jadi petani tidak perlu khawatir akan pasokan, Pupuk Kaltim menjamin stok akan selalu tersedia. Baik untuk sektor subsidi maupun non subsidi yang disalurkan sesuai dengan aturan pemerintah," ujar Soesilo.
Soesilo mengatakan pemantauan langsung di tiap wilayah dilakukan Pupuk Kaltim secara kontinyu agar tidak ada kesenjangan antara laporan dengan kondisi riil di lapangan. Terlebih dengan segera masuknya musim tanam periode pertama 2024, maka permintaan pupuk yang dipastikan meningkat pun disikapi secara cermat dan tepat sesuai kebutuhan di tiap wilayah.
"Kami terus memperkuat data kebutuhan di lapangan, dengan pemantauan langsung di tiap gudang yang ada di seluruh wilayah. Sehingga kondisi riil akan kebutuhan pupuk dengan pasokan yang ada tersinkronisasi dengan baik," kata Soesilo.
Soesilo menyambut baik rencana penambahan subsidi pupuk pada tahun ini oleh pemerintah. Perusahaan, dia sampaikan, akan mendukung secara maksimal implementasi di lapangan. Soesilo optimistis hima melihat kapasitas produksi dan realisasi target pada 2023, maka penambahan pasokan pada 2024 ini juga akan mampu dipenuhi dengan baik.
"Pupuk Kaltim sangat siap mendukung realisasi penambahan pasokan pupuk bagi petani, tidak hanya di sektor subsidi tapi juga nonsubsidi," ucap Soesilo.
Soesilo menyampaikan Pupuk Kaltim memiliki lima pabrik Amonia, lima pabrik Urea dan tiga pabrik NPK, serta didukung 137 gudang yang tersebar di seluruh Indonesia. Soesilo menyebut kesiapan ini bagian dari komitmen perusahaan untuk terus berupaya maksimal dalam mendorong sektor pertanian nasional, utamanya untuk mengantisipasi penurunan produksi pertanian akibat fenomena kekeringan ekstrim El Nino agar ketahanan pangan tetap terjaga dengan baik.
"Pupuk Kaltim akan terus berkoordinasi dengan Pupuk Indonesia untuk hal tersebut, sehingga kebutuhan pasokan bagi petani seiring adanya rencana penambahan subsidi oleh Pemerintah bisa terealisasi secara maksimal," kata Soesilo.