EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat investasi sektor ESDM di 2023 mencapai 30,3 miliar dolar AS atau meningkat 11 persen dibandingkan pada 2022 sebesar 27 miliar dolar AS. Realisasi investasi sektor ESDM di 2023 tersebut hampir menyamai nilai investasi sebelum pandemi COVID-19.
"Lonjakan tinggi terjadi di 2023 realisasinya adalah 30,3 miliar dolar AS, ini meningkat 11 persen dari tahun 2022," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat konferensi pers "Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024" di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Arifin mengatakan sektor minyak dan gas bumi (migas) masih mendominasi investasi di 2023 sebesar 15,6 miliar dolar AS. Selanjutnya, mineral dan batu bara (minerba) sebesar 7,46 dolar AS, listrik sebesar 5,8 miliar dolar AS serta energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) 1,5 miliar dolar AS.
"Jadi, kalau kita melihat tren ini, kita sebetulnya memiliki tren yang cukup baik sebelumnya di tahun 2018, 2019 kemudian 2020 kita ada COVID-19 dan mulai lagi 2021, 2022 dan kemudian lonjakan tinggi terjadi di 2023, realisasinya adalah 30,3 miliar dolar AS ini meningkat 11 persen dari tahun 2022," ucap Arifin.
Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi di 2018 sebesar 31,2 miliar dolar AS, 2019 sebesar 30,6 miliar dolar AS, 2020 sebesar 26,3 miliar dolar AS, 2021 sebesar 27,5 miliar dolar AS, dan 2022 sebesar 27 miliar dolar AS.
Sementara itu, pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor ESDM, Arifin mengatakan realisasi 2023 mencapai Rp300,3 triliun atau naik 116 persen dari target Rp 259,2 triliun.
Ia menjelaskan sektor migas memberikan kontribusi sebesar Rp117 triliun, sektor minerba sebesar Rp 173 triliun, EBTKE Rp 3,1 triliun, dan sektor-sektor lainnya sebesar Rp 7,3 triliun.
"Sektor migas memberikan kontribusi Rp 117 triliun. Sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi yang besar dan minerba yang selama 2 tahun ini disebabkan demand yang meningkat di pasar global," ujarnya.
Sedangkan untuk 2024, lanjut Arifin, pihaknya menargetkan realisasi PNBP sebesar Rp 227,3 triliun. "Ini kita juga mengantisipasi kondisi global saat ini yang menyebabkan tertekannya komoditas-komoditas ESDM. Ini untuk yang PNBP, tentu saja kita berupaya untuk meningkatkan, tetapi tentu saja juga tidak memberatkan pelaku-pelaku ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita," ucap Arifin.