EKBIS.CO, BEIJING -- Bank-bank besar milik negara China bergerak demi mendukung mata uang yuan. Mereka memperketat likuiditas di pasar valuta asing luar negeri, lalu secara aktif menjual dolar AS di dalam negeri ketika ekuitas merosot.
Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa sumber. Salah satu sumber mengatakan, langkah yang dilakukan beberapa bank itu bertujuan mencegah yuan jatuh terlalu cepat, karena saham A China anjlok.
"Ini adalah sinyal kebijakan yang jelas untuk menstabilkan yuan dan melawan sentimen negatif pasar terhadap ekuitas,” kata ekonom senior Asia Pasifik di Natixis Gary Ng seperti dilansir Reuters, Selasa (23/1/2024).
Disebutkan, dana luar negeri telah menjual sekitar 1,6 miliar dolar AS ekuitas China sepanjang tahun ini, dengan kepercayaan investor terpuruk oleh tanda-tanda perlambatan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Yuan di luar negeri selanjutnya melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan sebesar 4,25 poin pada akhir Senin.
Itu mencerminkan tanda-tanda kondisi likuiditas yang lebih ketat. Kenaikan ini terjadi ketika beberapa bank pemerintah di pasar luar negeri membatasi pemberian pinjaman kepada bank sejenis.
Langkah ini secara efektif memperketat likuiditas yuan di luar negeri dan meningkatkan biaya shorting mata uang tersebut. Sementara, bank-bank pemerintah juga menjual dolar di pasar valuta asing dalam negeri untuk mencegah penurunan yuan secara cepat.
Disebutkan, penjualan spot dolar menjadi agresif guna mempertahankan level 7,2 per dolar. Semua sumber berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diperbolehkan mendiskusikan kondisi pasar secara terbuka.
Bank-bank pemerintah sering kali bertindak atas nama bank sentral Tiongkok di pasar valuta asing, namun mereka juga dapat melakukan perdagangan atas nama mereka sendiri atau melaksanakan perintah klien.
Yuan dalam negeri, terakhir diperdagangkan pada 7,1963 per dolar AS, turun hampir 1,4 persen sepanjang tahun ini.