EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (15/2/2024), ditutup melemah karena data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan. Rupiah ditutup turun 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp 15.623 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.604 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih akan terpengaruh dengan sentimen eksternal di mana peluang penurunan suku bunga AS kembali tertahan setelah data inflasinya per Januari 2024 kembali dirilis di atas ekspektasi pasar," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Reny menuturkan inflasi inti (core inflation) Amerika Serikat (AS) juga tercatat masih tinggi sehingga membuat indeks dolar AS kembali ke level 104-105. Penguatan indeks tersebut mengindikasikan dolar AS menguat terhadap mata uang utama (major currencies) dan masih menekan rupiah.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index) AS naik 3,1 persen dari tahun lalu di bulan Januari, turun dari 3,4 persen di bulan Desember. Namun, pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan para ekonom sebesar 2,9 persen.
Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong dolar dan imbal hasil Treasury AS menghilangkan peluang penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Maret. Menurut pendapat analis, pasar keuangan AS sedang menyesuaikan diri dengan tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dengan jangka waktu lebih lama.
Sementara terkait pemilihan umum (Pemilu) RI yang diadakan pada 14 Februari 2024, saat ini pelaku pasar menantikan hasil real count, meskipun sudah tampak dominasi salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI yang unggul dalam hasil hitung cepat (quick count).
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei termasuk dari Charta Politika Indonesia dan Lembaga Survei KedaiKOPI pada Rabu (14/2) menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul.
"Diharapkan jika pemilu dinilai berhasil dengan satu putaran, kepastian politik juga akan lebih jelas dan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar," ujar Reny.
Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis merosot ke level Rp 15.606 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.585 per dolar AS.