Chief Financial Officer Itochu Tsuyoshi Hachimura mengungkapkan penangguhan MOU dengan Elbit Systems didasarkan permintaan Kementerian Pertahanan Jepang dan tak ada kaitan dengan konflik terkini antara Israel dan Palestina.
Namun ia menambahkan,’’ Kami mempertimbangkan perintah International Court of Justice (ICJ) pada 26 Januari dan Pemerintah Jepang mendukung peran ICJ. Kami telah menangguhkan aktivitas baru terkait MOU dan berencana mengakhiri pada akhir Februari.’’
Selain Jepang, Itali juga menempuh jalan serupa. Menlu Italia Antonio Tajani menyatakan pada 20 Januari negaranya menghentikan seluruh pengapalan sistem senjata dan material militer ke Israel menyusul perang 7 Oktober 2023.
Langkah ini merupakan respons seruan pemimpin Partai Demokrat, Elly Schlein kepada pemerintah agar menghentikan pasokan senjata ke Israel. Namun, pekan lalu menteri pertahanan Italia menyatakan Roma masih melanjutkan ekspor senjatanya ke Israel.
Menhan Guido Crosetto kepada parlemen menyatakan, hanya kesepakatan yang sudah disetujui tetap dihormati setelah diyakini senjata itu tak digunakan terhadap warga sipil di Gaza.
Menlu Spanyol pada Januari lalu menyatakan negaranya tak menjual senjata apapun ke Israel sejak dimulainya serangan ke Gaza. Dan saat ini ada embargo penjualan senjata. Namun, harian Spanyol, El Diario merilis laporan yang menunjukkan Spanyol mengekspor amunisi.
Ekspor ke Israel pada November 2023 itu senilai 1,1 juta dolar AS. Menlu Spanyol berdalih atas penjualan amunisi tersebut, tujuannya adalah untuk pengujian atau demonstrasi. Selain itu, izin ekspor disetujui sebelum serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Pemasok senjata ke Israel
Merujuk data pengiriman senjata Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), 68 persen senjata yang diimpor Israel antara 2013 dan 2022 berasal dari AS. Militer AS memiliki stok senjata di di Israel yang digunakan oleh mereka sendiri.
Meski demikian, AS mengizinkan Israel menggunakan sejumlah persediaan senjata itu ketika menyerang Gaza. Impor militer juga berasal dari negara lain. Senjata dari Jerman berjumlah 28 persen dari impor militer Israel.
Kementerian Ekonomi dan Perubahan Iklim Jerman menyatakan, ekspor militer naik 10 kali lipat pada 2023 dibandingkan 2022 setelah meningkatnya penjualan ke Israel pada November. Jenis ekspornya di antaranya sistem pertahanan udara, peralatan komunikasi.
Sementara Inggris, memiliki lisensi ekspor militer ke Israel senilai 474 juta poundsterling arau 594 juta dolar AS sejak 2015. Demikian laporan Human Rights Watch pada Desember 2023 yang dilansir oleh laman Aljazirah.
Ekspor Inggris ini mencakup pesawat, rudal, tank, teknologi dan amunisi, termasuk komponen untuk pesawat tempur F-35 yang digunakan untuk menyerang Gaza.