Sabtu 06 Apr 2024 20:43 WIB

Sosok Kontroversial Omri Padan, Pemegang Franchise McDonald’s di Israel

Padan salah satu pendiri Peace Now, yang menentang permukiman Israel.

Red: Ferry kisihandi
 Sebuah gerai A McDonald’s di London, Inggris, 14 November 2023.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Sebuah gerai A McDonald’s di London, Inggris, 14 November 2023.

EKBIS.CO, YERUSALEM – McDdonald’s memutuskan mengambil alih 225 gerai di Israel. Semula franchise gerai-gerai tersebut dimiliki oleh perusahaan lokal Israel, Alonyal. Keputusan McDonald’s itu membuat Alonyal dan chief executive-nya, Omri Padan menjadi sorotan. 

Langkah McDonald’s mengambil alih gerai setelah McDonald’s menjadi target aksi boikot konsumen di Timur Tengah dan negara Muslim. Aksi ini membuat penjualan mereka melorot. Ini awalnya dipicu, langkah McDonald’s di Israel yang franchise-nya dipegang Alonyal. 

Baca Juga

Mereka menawarkan makanan gratis kepada tentara Israel tak lama setelah serangan Hamas terhadap Israel dan Israel membalas serangan itu pada 7 Oktober 2023 lalu. Konsumen di kawasan Timur Tengah dan negara Muslim menganggap McDonald’s mendukung Israel.

Lalu, siapa Omri Padan? Laporan laman berita BBC, Sabtu (6/4/2024) menyatakan Padan tak lepas dari kontroversi terkait dengan konflik yang melibatkan Palestina dan Israel. Ini selain kontroversi saat gerai McDonald’s yang dikuasainya menawarkan makanan gratis ke tentara Israel. 

Artinya, dalam 30 tahun pengusaha ini mengoperasikan McDonald’s di Israel, ia terlibat dalam sejumlah pusaran sengketa. Pada 2013, pengusaha Israel ini membuat marah gerakan pendukung permukiman Israel. 

Penyebabnya, ia menolak permintaan untuk membuka cabang restoran cepat saji McDonald’s di permukiman Ariel, wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat. Perusahaan yang dipimpinnya, Alonyal diminta membuka restoran itu di sebuah pusat perbelanjaan di sana. 

Apa respons Padan? Ia menolaknya. ‘’Perusahaannya memiliki kebijakan untuk menjauh dari wilayah pendudukan,’’ demikian katanya.  Kala itu, Alonyal mengungkapkan keputusan tersebut tidak dikoordinasikan dengan kantor pusat McDonald’s di AS. 

Israel telah membangun sekitar 160 permukiman yang dihuni oleh 700 ribu Yahudi sejak mereka menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Keduanya merupakan wilayah yang diharapkan Palestina sebagai tanah masa depannya, yang direbut Israel pada perang 1967. 

Di sisi lain, mayoritas komunitas internasional menilai permukiman-permukiman itu ilegal berdasarkan hukum internasional. Meski tentu saja Israel tak mengakui itu melanggar hukum internasional karena mereka tetap memperluas permukiman Yahudi. 

Dalam konteks permukiman ini, Padan merupakan salah satu pendiri LSM yang menentang permukiman yaitu Peace Now. Lembaga ini juga meyakini pembangunan permukiman oleh Israel merupakan salah satu kendala dalam mencapai perdamaian dengan Palestina. 

Lembaga ini berdiri pada 1978. Peace Now menyebut sekarang ini  Padan tak lagi menjadi anggota mereka. Salah satu pimpinan Yesha Council, organisasi payung para pemukim Yahudi menyampaikan kejadian pada 2013 tersebut. 

Menurutnya, saat itu McDonald’s telah menjelma yang semula sebagai perusahaan pemburu keuntungan menjadi salah satu institusi yang anti terhadap agenda politik Israel. Kejadian lain yang melibatkan McDonald’s terjadi lagi pada enam tahun kemudian atau 2019. 

McDonald’s di bawah Alonyal menang tender untuk mengoperasikan restoran dan stan hot dog di Bandara Internasional Ben Gurion. Para pemimpin organisasi pendukung permukiman di Tepi Barat melayangkan surat protes. 

Mereka mendesak menteri keuangan....

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement