EKBIS.CO, JAKARTA -- Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan harga jual biji kopi kering di daerah ini terus membaik. Petani setempat diminta untuk terus menjaga kualitas kopi yang dihasilkan.
"Alhamdulillah harga jual biji kopi kualitas asalan sudah sampai Rp 52.000 per kg. Petani kami imbau untuk tidak euforia," kata Kepala Distankan Rejang Lebong Amrul Eby.
Dia menjelaskan, harga jual biji kopi saat bulan Ramadhan lalu melambung tinggi dibandingkan bulan puasa Ramadhan tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp 20.000 per kg. Meroketnya harga jual biji kopi ini, dipengaruhi oleh produksi kopi dunia yang menurun akibat pengaruh cuaca ekstrem yang melanda sejumlah negara penghasil kopi.
"Petani kopi Kabupaten Rejang Lebong kami minta untuk bijak dalam mengelola hasil kebun, dan tidak terpengaruh pola hidup konsumtif karena harga komoditas pertanian ini bisa turun naik. Akan lebih baik hasilnya ditabung," kata Amrul.
Iskandar (45 tahun), petani kopi yang ada di Kecamatan Curup Timur merasa bersyukur dengan adanya kenaikan harga jual biji kopi belakangan ini. Berharap harga akan terus stabil.
Data dari Distankan Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan sampai dengan tahun 2022 lalu, luas perkebunan kopi rakyat di wilayah itu 30.386,5 hektare, terdiri dari perkebunan kopi robusta seluas 29.854,50 hektare dan perkebunan kopi arabika 532 hektare.
Berdasarkan luasan perkebunan kopi ini per tahun hasilnya mencapai 16.771,5 ton, dengan rincian produksi biji kopi jenis robusta per tahun sebanyak 16.561,8 ton dengan rata-rata produksi 895,34 kg setiap hektare. Kemudian kopi jenis arabika per tahun menghasilkan sebanyak 209,6 ton dengan rata-rata produksi 822,56 kg per hektare.