Senin 03 Jun 2024 13:35 WIB

Tren Deflasi Pascalebaran, Penyumbang Utamanya dari Sektor Makanan Hingga Transportasi

Penyebab utama deflasi pada Mei 2024 karena penurunan harga secara umum.

Rep: Frederikus Bata  / Red: Gita Amanda
Penurunan harga ini terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Penurunan harga ini terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi. (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan tinjauan khusus, terkait perkembangan inflasi setelah lebaran. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan jika dilihat secara historis sejak 2020, biasanya selepas hari raya Idul Fitri, terjadi deflasi. 

Amalia menerangkan penyebab utama deflasi pada Mei 2024 karena penurunan harga secara umum. Penurunan harga ini terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi. Meski demikian, deflasi pascalebaran di bulan Mei 2024 ini, tidak sedalam beberapa periode sebelumnya.

Baca Juga

"Sebagai contoh, pada Juni 2021. Saat itu lebaran terjadi pada 13 Mei 2021, dan di bulan Juni (2021) itu, terjadi deflasi sebesar 0,16 persen," kata Plt Kepala BPS, di kantornya, di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Amalia menjelaskan, jika dilihat lebih rinci, deflasi pada Mei 2024 ini, utamanya didorong oleh komoditas beras. Komoditas beras mengalami deflasi periode bulanan Mei 2024 sebesar 3,59 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen. 

Amalia mengatakan meski produksi beras mengalami penurunan, namun tetap terjadi deflasi di komoditas tersebut. Ini dikarenakan stok beras yang tersedia, masih memadai. Secara umum, 29 provinsi mengalami deflasi beras, lalu satu provinsi stabil, sisa delapan lainnya mengalami inflasi beras.

Kelompok lainnya yang juga berkontribusi pada deflasi bulan Mei 2024 adalah transportasi. Ini situasi berulang seperti di momen setelah lebaran, di tahun-tahun sebelumnya. "Kelompok transportsi menjadi penyumbang deflasi kedua terbesar pada Mei 2024, yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api," ujar Amalia.

"Komoditas tarif angkutan antarkota dan komoditas tarif kereta api mengalami deflasi terdalam sejak Januari 2021."

BPS menerangkan pada Mei 2024 (month to month/mtm) terjadi deflasi sebesar 0,03 persen atau penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024. Tidak semua komoditas memberikan andil deflasi. Terdapat juga beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi. Ada emas perhiasan, bawang merah, cabe merah, dengan andil inflasi, masing-masing sebesar 0,05 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement