Senin 17 Jun 2024 19:31 WIB

Profesi Live Streamer di China Kian Cemerlang, Penghasilannya tak Main-Main

China sedang mempertimbangkan profesi live streamer ke dalam daftar yang diakui.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi live streaming. China sedang mempertimbangkan profesi live Streamer ke dalam daftar yang diakui.
Foto:

Tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei di China mencatatkan angka 5,2 persen pada Maret, turun 0,1 poin persentase dari bulan sebelumnya dan dari Maret 2023, menunjukkan situasi ketenagakerjaan yang secara umum stabil, menurut Biro Statistik Nasional.

Tahun ini, pemerintah China bertujuan untuk menciptakan lebih dari 12 juta lapangan kerja baru di wilayah perkotaan dan mempertahankan tingkat pengangguran yang disurvei di wilayah perkotaan pada kisaran 5,5 persen. Kedua target tersebut serupa dengan yang ditetapkan tahun lalu.

Sementara itu, tingkat pengangguran kaum muda mencapai 14,7 persen pada April, menurut data resmi. Ini mencakup mereka yang berusia 16—24 tahun dan tidak termasuk siswa. Tingkat pengangguran mencapai rekor tertinggi sebesar 21,3 persen pada Juni tahun lalu ketika pelajar masih menjadi bagian dari penghitungan tersebut.

Reaksi Positif Livestreamer

Analis yang diajak bicara oleh CNA tidak melihat dimasukkannya live stream host ke dalam daftar tersebut sebagai sebuah kejutan, karena mereka mencatat adanya 15 juta tenaga kerja yang berdedikasi pada pekerjaan ini.

“Setelah ada sejumlah pemain penting di lapangan, pihak berwenang akan mempertimbangkan untuk menambahkannya ke dalam daftar,” kata Prof Liu.

Ms Qian, live streamer yang berbasis di Shenzhen percaya bahwa langkah ini dapat meningkatkan kualitas penyelenggara siaran langsung secara keseluruhan karena mereka akan tunduk pada peraturan dan persyaratan yang lebih ketat.

“Beberapa live stream hosts akan disingkirkan meskipun internet sudah menjadi filternya sendiri,” kata dia.

Sentimen serupa diungkapkan oleh pembawa acara siaran langsung lainnya, yang ingin dikenal sebagai Chen. “Industri ini akan lebih terlegitimasi karena konten yang berorientasi nilai negatif seperti pamer kekayaan akan dihapuskan oleh otoritas,” kata lulusan Akuntansi berusia 30 tahun ini.

Dia menambahkan bahwa sulit bagi orang tua untuk memantau apa yang anak-anak mereka tonton di Internet. “Ketika semakin sedikit orang yang memiliki konten tidak pantas, semoga orang tua merasa lebih aman membiarkan anak-anak mereka menonton video siaran langsung,”.

Selain rencana....

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement