Seperti disinggung sebelumnya, Thailand sudah lama dianggap sebagai negara tujuan yang ramah bagi komunikas gay, Lesbian, dan sebagainya. Dengan adanya aturan ini, bisa semakin meningkatkan reputasi negara tersebut untuk memprioritaskan keberagaman dan inklusivitas. Menurut Todd Sears itu penting bagi iklim investasi.
Ia melanjutkan, aturan tersebut bisa membuka peluang baru untuk tenaga kerja. Kemudian meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan. Muaranya pada peningkatan ekonomi nasional.
"Saat perusahaan memikirkan di mana mereka ingin berekspansi dan di mana mereka dapat mendatangkan talenta terbaik, hal ini menjadi penting," ujar Todd Sears.
Ia mengutip penelitian yang dilakukan Williams Institute. Penelitian ini berbasis di Amerika Serikat. Hasilnya, ada peningkatan berbagai faktor ekonomi setelah pernikahan sesama jenis dilegalkan.
Sebelumnya, Undang-Undang tersebut tidak sejalan dengan sikap masyarakat yang berlaku. Pada Juni (2024) lalu, North Bangkok University membuat jajak pendapat. Hasilnya, 82,5 persen masyarakat mendukung kampanye pemerintah untuk memberlakukan kesetaraan perkawinan.
Jhitsayarat Siripai, asisten profesor bidang gender dan media di Universitas Teknologi Rajamangala, mengatakan telah melihat banyak sektor swasta di Thailand mulai mengakui kelompok LGBT di tempat kerja dan mengkampanyekan kesetaraan di tempat kerja.
Pariwisata LGBT ...