Kelima, jika sekiranya ingin menambah portofolio investasi, berkosultasilah terlebih dahulu dengan penasihat investasi yang berpengalaman, bersertifikat, dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Keenam, hindari ajakan atau promo dari influencer yang tidak paham seluk beluk investasi karena mereka ini kebanyakan hanya mengandalkan popularitas semata, bukan profesionalitas,” tegasnya.
Kemudian ketujuh, hindari perasaan mau menambah portofolio investasi karena dorongan ingin cepat kaya. Sebab perilaku tersebut hanya wujud dari sifat ketamakan, sehingga biasanya tidak mendasarkan pada prinsip investasi yang sehat, benar, dan logis.
“Kedelapan, sebagai investor, ada kalanya nilai investasi naik (gain) dan turun (loss). Itu hal yang biasa. Saat cuan, jangan takabur ingin segera cuan yang lebih besar tetapi tidak prudent, akibatnya malah bisa buntung. Saat jeblok atau loss, jangan panik, tetap tenang, karena mungkin itu hanya temporer atau jangka pendek,” terangnya.
Jika tengah alami loss, Ryan menyarankan agar investor mengatur nafas kembali, lalu mengambil sikap investasi yang lebih terukur, logis, dan prospektif, meskipun tenor atau durasinya agak lama.
“Kesimpulannya, jadi investor sejati itu butuh kesabaran, dan ketekunan, serta ketenangan,” katanya.