Selasa 23 Jul 2024 17:02 WIB

Rupiah Ditutup Menguat Tipis di Level Rp16.213 Hari Ini

Mata uang rupiah menguat 6,50 poin atau 0,04 persen menjadi Rp 16.213 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Nilai tukar mata uang rupiah mengalami sedikit penguatan menuju level Rp 16.213 per dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Nilai tukar mata uang rupiah mengalami sedikit penguatan menuju level Rp 16.213 per dolar AS. (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami sedikit penguatan menuju level Rp 16.213 per dolar AS pada perdagangan Selasa (23/7/2024).

Mengutip Bloomberg, mata uang rupiah menguat 6,50 poin atau 0,04 persen menjadi Rp 16.213 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (23/7/2024). Pada perdagangan sebelumnya, mata uang Garuda berada di sekitar level Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Juga

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan adanya berbagai sentimen, baik eksternal maupun internal yang memengaruhi pergerakan fluktuatif mata uang rupiah saat ini.

Sentimen eksternal diantaranya dipengaruhi oleh ketidakpastian mengenai pemilihan Presiden AS meningkat minggu ini setelah Presiden Joe Biden menarik diri dari pencalonannya kembali, dan justru mendukung Wakil Presiden Kamala Harris. Harris mendapatkan cukup banyak delegasi dari Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden dari partai tersebut, meskipun dia belum dicalonkan secara resmi.  

Sedangkan, Donald Trump, mantan presiden AS yang mencalonkan diri pada pemilu tahun ini telihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data jajak pendapat CBS dan HarrisX pekan lalu. Namun jajak pendapat belum mencerminkan dampak mundurnya Biden.

“Meskipun ketidakpastian politik ini memicu aliran dana safe heaven ke dalam emas, ketahanan dolar membatasi aliran ini. Namun emas tetap memperoleh keuntungan yang kuat tahun ini, di tengah meningkatnya optimisme Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga mulai September,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).

Adapun sentimen internal penguatan rupiah menurut Ibrahim dipengaruhi oleh faktor ambisi Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen selama lima tahun masa kepemimpinannya akan sulit tercapai, bila permasalahan struktural ekonomi Indonesia tidak dibenahi.

“Karena permasalahan ini, selama dua periode Presiden Joko Widodo menjabat, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5 persen. target Jokowi saat masa kampanye Pilpres pada 2014 silam pun tak pernah tercapai, yakni membuat ekonomi Indonesia tumbuh 7 persen,” jelasnya.

Menurut analisis Ibrahim, pada perdagangan esok hari, rupiah kemungkinan berbalik mengalami pelemahan tipis terhadap dolar AS.

“Untuk perdagangan besok, mata yang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.200—Rp16.260 per dolar AS,” tutupnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement