Sebelumnya, Starbucks secara mengejutkan menunjuk bos Chipotle Mexican Grill, Brian Niccol untuk menjadi CEO barunya. Niccol menggantikan Laxman Narasimhan, yang masa jabatannya hanya bertahan satu setengah tahun. Ketika Narasimhan menjabat, kinerja Starbucks terus mengalami tantangan dan saham perusahaan ikut merosot hingga hampir seperempat nilainya.
Kinerja Starbucks terdampak adanya serangan Israel ke Gaza dan boikot konsumen di negara-negara Muslim terhadap merek-merek dari Barat. Starbucks dan dan jenama lain seperti McDonald’s dianggap mempunyai keterkaitan dan memberikan dukungan kepada Israel.
Rentetan peristiwa ini membuat Starbucks mengutak-atik strategi termasuk mencopot pucuk pimpinannya agar penjualan bisa kembali membaik.
Narasimhan mewarisi sejumlah tantangan di perusahaan kopi raksasa itu, yang telah mendapat tekanan dari investor Elliott Investment Management untuk meningkatkan bisnisnya. Starbucks juga menderita akibat meningkatnya persaingan dan melemahnya permintaan di Amerika Serikat dan China.