Selasa 01 Oct 2024 16:20 WIB

Boikot Produk, ''Senjata'' Baru Perangi Israel

Gerakan boikot konsumen Indonesia pada produk Israel punya gaya gedor yang dahsyat.

Red: Gita Amanda
Boikot produk Israel.
Foto:

 

Gerakan boikot di dalam negeri

Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas muslim juga aktif dalam kampanye boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel. Gerakan boikot konsumen Indonesia terhadap produk terafiliasi Israel bahkan disebut-sebut memiliki daya gedor dahsyat.

Buktinya, gerakan tersebut mampu menggerus penjualan produk-produk perusahaan multinasional terafiliasi Israel. Pada periode survei 19 Mei-15 Juni 2024 yang dilakukan Compas, sebanyak 37 kategori produk ibu dan bayi masuk dalam list boikot, dan 92 persen di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual. Sementara pada brand kesehatan, sebanyak 29 brand yang masuk ke daftar boikot, 74 persen di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya.

Selanjutnya, pada kategori makanan dan minuman, sebesar 74 persen dari 75 brand yang terboikot juga mengalami penurunan jumlah produk terjual. Lalu pada 85 brand di kategori perawatan dan kecantikan, sebesar 62 persen di antaranya juga mengalami penurunan penjualan.

photo
Sejumlah orang yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP) menggelar aksi Kebangkitan Nasional di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta. Dalam aksinya mereka mendeklarasikan upaya gerakan kebangkitan produk-produk nasional dengan mengganti penggunaan produk-produk terafiliasi Israel. SMURP meyakini kualitas produk-produk nasional sudah mampu bersaing dengan produk-produk terafiliasi Israel. - (Republika/Prayogi)

Co-founder & CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata, mengatakan dari hasil riset perusahaannya, konsumen yang melakukan aksi boikot beralih ke brand produksi dalam negeri yang diyakini tidak terafiliasi Israel.

"Konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel, dan lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk," kata Narendrata.

Fatwa haram MUI

Upaya mendukung boikot produk Israel bahkan diperkuat oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan Fatwa Terbaru Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh, mengatakan fatwa MUI merekomendasikan umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel. "Umat Islam diimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafilitasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme," ujar Niam Sholeh.

Memasuki satu tahun genosida Israel, MUI mengajak masyarakat Indonesia agar tidak bosan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi.

“Jangan pernah berhenti dalam gerakan boikot. Sebab, genosida di sana juga tidak berhenti. Makanya, tugas kita terus mendengungkan gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI M Cholil Nafis melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Ajakan kampanye dalam memboikot berbagai produk Israel ini, kata dia, untuk membuka mata masyarakat Indonesia mengenai kondisi yang terjadi dalam satu tahun belakang di Palestina. Dia menjelaskan, banyak anak kecil dan kaum perempuan menjadi korban dalam keganasan serang Israel ke Palestina.

Seperti catatan yang dibagikan oleh otoritas kesehatan di Gaza belum lama ini, mereka menyebutkan hampir 45 ribu orang warga Gaza tewas dalam setahun terakhir, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Rupa-rupa dampak boikot... (di halaman selanjutnya)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement