EKBIS.CO, JAKARTA -- Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar konsisten memboikot atau tidak menggunakan produk-produk yang terafiliasi Israel.
"YKMI akan terus berada di garda terdepan, mendorong masyarakat agar konsisten melakukan boikot produk terafiliasi Israel sesuai anjuran dari MUI," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (7/10/2024).
Ia mengatakan aksi boikot sejauh ini terbukti menggerus pendapatan perusahaan terafiliasi Israel. Penjualan mereka, kata dia, mengalami penurunan dan nilai sahamnya pun turut menurun.
Hal tersebut disampaikan Himawan dalam aksi peringatan setahun genosida di Palestina yang berlangsung di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Ahad (6/10). Dalam aksi tersebut, YKMI secara konsisten menyerukan boikot terhadap produk terafiliasi Israel agar tetap dilakukan masyarakat secara masif.
Himawan mengingatkan kembali daftar 10 produk yang wajib diboikot atau dihindari oleh konsumen Muslim Indonesia, yakni Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King.
"Selain memberikan dukungan kejahatan Israel di Palestina, kesepuluh produk tersebut juga secara terang-terangan mengalirkan dukungan keuntungannya kepada negara-negara yang pro-Israel, seperti Amerika dan Prancis,” kata Himawan menambahkan.
Menurut dia, aksi boikot produk efektif untuk menghentikan aliran dana bagi Israel. Hal tersebut, dibuktikan dengan adanya permintaan dari Amerika agar Israel melakukan gencatan senjata. Bahkan, terdapat informasi terbaru mengenai Presiden Prancis Macron yang juga mendesak penghentian pengiriman senjata ke Israel.
Meskipun begitu, Himawan mengatakan perjuangan untuk kemerdekaan Palestina belum selesai, karena genosida masih terus terjadi. Ia menilai peringatan setahun genosida terhadap Palestina menjadi momentum untuk melakukan konsolidasi penuh atas kekuatan pendukung perjuangan Palestina di Indonesia.
"Jangan lupakan Palestina, karena genosida belum selesai. Kami percaya di luar aksi militer dan diplomatis yang sedang dilakukan oleh sejumlah pihak (Irak-Hizbullah), boikot produk menjadi salah satu tindakan yang efektif,” kata dia.