Selasa 08 Oct 2024 06:31 WIB

Di Ambang Krisis, Financial Planner Ingatkan Kelas Menengah tentang Kesadaran Keuangan

Kesadaran finansial di kalangan kelas menengah masih rendah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah karyawan perkantoran mengenakan batik saat berjalan di kawasan Pedestrian Sudirman, Jakarta, Rabu (2/10/2024). Pengamat menilai kesadaran finansial di kalangan kelas menengah masih rendah.
Foto:

Akhirnya, tanpa adanya pengendalian yang tepat, utang pun menumpuk, dan bunga menjadi semakin membengkak. "Banyak yang bingung harus mulai dari mana untuk melunasi utang, sementara biaya hidup tetap harus dipenuhi. Dalam kondisi ini, tabungan yang sedikit terpaksa dikuras untuk menutupi pinjaman, atau bahkan harus mengambil pinjaman baru untuk melunasi utang lama," ungkap Rista.

Lebih parahnya lagi, banyak individu merasa nyaman selama mereka masih bisa membayar cicilan. "Rasa aman ini justru membuat kondisi keuangan semakin berantakan. Mereka terjebak dalam zona nyaman utang, tanpa menyadari bahwa situasi ini tidak akan berubah tanpa perubahan mindset," jelasnya.

"Sampai kapan kita akan terus bertahan dalam kondisi seperti ini? Penting untuk mulai menyadari pikiran dan kebiasaan kita agar tidak terjebak dalam masalah keuangan yang lebih besar. Jika belum bisa naik kelas, setidaknya jangan biarkan diri kita lengah dan terpuruk," tegas Rista

Ia kembali menekankan, dengan meningkatkan kesadaran finansial dan merencanakan keuangan secara bijak, kelas menengah di Indonesia memiliki peluang untuk bertahan dan menghindari penurunan kelas lebih jauh. Ini adalah langkah krusial untuk masa depan keuangan yang lebih baik.

Lebih lanjut Rista juga menjelaskan, perihal empat langkah bijak mengelola kartu kredit. Pertama, menghindari anggapan kartu kredit sebagai uang tambahan. Kartu kredit sebaiknya digunakan hanya untuk situasi darurat. 

“Pastikan bahwa setiap pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan dan tidak berujung pada penambahan beban di masa depan,” kata Rista.

Selanjutnya adalah melatih mindful spending. Ada baiknya, sebelum melakukan melakukan transaksi, tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar diperlukan?

“Jangan terburu-buru menggunakan kredit hanya karena bisa dicicil. Sebaiknya, siapkan dana darurat sebagai prioritas,” tutur Rista.

Langkah ketiga adalah selalu siapkan dana darurat. Ia menekankan, kartu kredit tidak boleh menjadi pengganti dana darurat. Rista merekomendasikan untuk menabung dan memiliki dana darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran agar tidak tergantung pada kartu kredit saat situasi darurat muncul.

“Langkah terakhir, pastikan cicilan kartu kredit tidak lebih dari 30 persen dari penghasilan bulanan. Jika tidak, Anda bisa terjebak dalam masalah finansial yang lebih besar,” tegas Rista.

Kartu kredit bisa menjadi....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement