EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memiliki visi untuk menjadikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam pandangannya, UMKM tidak semestinya sekadar menjadi penyangga ekonomi saat terjadi krisis, tetapi harus menjadi bagian dari industri modern dan berkelanjutan.
Teten menekankan pentingnya menempatkan UMKM dalam konteks hilirisasi. "Selain sawit, kita juga akan ada pendekatan teknologi untuk pengembangan Rumah Produksi Bersama (RPB) hasil perkebunan, pertanian, dan kelautan," ujarnya. Dengan kata lain, UMKM akan didorong untuk terlibat dalam proses pengolahan produk mentah menjadi produk jadi yang bernilai tambah lebih tinggi.
Salah satu tantangan utama UMKM adalah sifatnya yang mandiri dan seringkali terisolasi dari jaringan industri yang lebih besar. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan memfasilitasi kemitraan inklusif antara UMKM dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan besar, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah.
"Penciptaan ekosistem dan konsultasi usaha sangat penting," tegas Teten.
UMKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi
Visi jangka panjang pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM adalah menjadikan UMKM sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi nasional. "Kita tidak ingin UMKM hanya dilihat sebagai buffer economy yang hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga," kata Teten.
Dengan mengembangkan UMKM menjadi sektor yang modern dan berdaya saing, diharapkan dapat tercipta lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, UMKM juga dapat menjadi sumber devisa negara melalui ekspor produk-produk unggulan.
Dalam konteks Indonesia 2045 sebagai negara maju, UMKM memiliki peran yang sangat strategis. Dengan menjadikan UMKM sebagai bagian dari industri berkelanjutan dan keunggulan domestik, Indonesia akan semakin kuat dan mandiri secara ekonomi.